CHAPTER 316: PRODUKTIF ITU SETIAP HARI

 Sumber foto: http://connieragengreen.com/ 

Sumber foto: http://connieragengreen.com/[/caption]

Bagaimanakah mendeskripsikan negeri ini saat sekarang? Apakah sebagai negeri tanpa nakhoda, negeri dengan menteri yang berobsesi ingin jadi Presiden dengan “menutup” dosa anaknya menabrak beberapa orang hingga tewas, negeri dengan ketua partai yang ingin jadi Presiden setelah menenggelamkan begitu banyak pemukiman manusia, negeri dengan presiden yang berprilaku seperti sepatu kaca, negeri dengan acara goyang yang makin trengginas di televisi, negeri yang jalanannya makin macet, negeri yang inflasinya makin tinggi, atau negeri dengan nilai tukar mata uang yang makin melemah...

Intinya begitu mudah mencatat beragam hal negatif di negeri ini. Beruntung rakyat di negeri ini sudah biasa dan tetap memutuskan langkah untuk terus berjalan. Satu di antara penanda hal itu adalah naiknya populasi kelas menengah berdaya beli dan konsumtif.

Di negeri ini, meski sudah terbiasa sakit, namun para manusianya tidak menyurutkan semangat juang untuk tetap berkarya dan produktif. Saya jadi teringat filosofi hidup dari bangsa Saiya di film kartun Dragon Ball, “Semakin di sakiti, kita harus semakin kuat.”

Forgive but never forget,” demikian satu di antara kutipan legendaris Nelson Mandela, tokoh dunia anti diskriminasi ras dari Afrika Selatan yang baru saja “berpulang” ke pangkuan Sang Khalik pada 5 Desember 2013.

Ya, sejenak saya berpikir, bangsa negeri ini hadir dengan karakter seperti Mandela, “Memaafkan, tapi tidak melupakan.”

Meski rasanya tetap ada perbedaan, karena upaya memaafkan di negeri ini bukan dilandasi kesadaran dan ketulusan, namun lebih sebagai budaya karena keengganan untuk berkomunikasi dan memprotes kebijakan para penguasa negeri secara langsung. Sudah bukan rahasia lagi, jika hukum di negeri ini sangat jauh dari keadilan. Nenek Minah dituduh sebagai pencuri singkong dan dihukum empat bulan di Banyumas, Jawa Tengah pada tahun 2009.  Atau seorang remaja berusia 15 tahun dihukum lima tahun penjara, karena mencuri sandal di Palu – Sulawesi Tengah pada tahun 2010.

Perusahaan Minyak negara yang telah berubah menjadi Perseroan Terbatas (PT) sejak tahun 2003 terus juga menjadi “Drakula” dengan kembali menaikkan gas elpiji 12 kg pada awal 2014 ini. Logika sederhananya, yang namanya PT pasti berusaha mencari untung dan tinggallah para rakyatnya kembali harus memaafkan, tapi tentu tidak melupakan.

Di negeri ini filosofinya mudah saja untuk sukses, yaitu hidup harus terus berjalan, berkarya dan berdoa. Hidup adalah produktivitas setiap hari...

Komentar

Postingan populer dari blog ini

CHAPTER 345: BADAI TRAUMATIS DI BULAN MARET - APRIL 2024

CHAPTER 349: CUKUP, SAYA BERHENTI!

CHAPTER 48: BANGSAT!