CHAPTER 271: KESAN MENONTON FILM GUNDALA #NONSPOILER

 

Jakarta - Selasa 3 September 2019, akhirnya jbkderry.com berkesempatan nonton film Gundala. Sumpah keren banget ada narasi film superhero a la Indonesia yang gak harus mengekor jejak industri film Hollywood.

Terima kasih Joko Anwar.

Jujur, film berdurasi 2 jam 3 menit ini sangat pantas ditonton para penggemar film superhero MCU di Indonesia, ceritanya gak kalah sama film produksi MCU dan sangat Indonesia banget, gan.

Selama menonton film ini, rajutan ceritanya pun mengalir mulus dan terasa realistis, serta terasa cukup dekat dengan kehidupan kita sehari-hari. Ada sih beberapa adegan yang mengingatkan jbkderry.com pada bagian film-film tentang kehidupan triad di Hong Kong ataupun di Gangs of New York (2002).

Menonton film ini juga langsung mengingatkan jbkderry.com pada level kritis Joko Anwar di akun Twitter-nya @jokoanwar. Buat yang ngikutin Twitter-nya juga pasti paham, level intelegensi dan referensi Joko Anwar yang tinggi, khususnya dalam hal nasionalisme dan patriotisme.

Seingat jbkderry.com, di era modern ini rasanya tidak ada sineas Indonesia dengan level kritik dan berbagi pandangan, dan keberanian berdebat sekelas Joko Anwar di Twitter. Hmm, ada sih satu lagi, yakni Ernest Prakasa. 

Level kedalaman dan keliaran kreativitas Joko Anwar sebagai seorang sineas papan atas di Indonesia pun telah berlangsung panjang dan tidak linear. Kreativitasnya sebagai seorang sineas sangat matang, liar dan penuh warna kejutan.

jbkderry.com tentu tidak lupa pada narasi keren di Janji Joni (2005) yang menyatukan Nicholas Saputra dan si cantik Mariana Renata, serta Quickie Express (2007) yang menyandingkan Tora Sudiro, Lukman Sardi dan Aming.

Seperti janji di judul artikel ini, tidak ada spoiler, jadi jbkderry.com hanya ingin menceritakan kesan setelah menonton yang kabarnya biaya produksinya mencapai Rp 30 miliar ini.

Menonton film Gundala ini keren dan patut ditonton para movie freak atau moviegoers bertema superhero a la Marvel, tapi, yah ada tapinya, yaitu tapi perlu kritis dan punya intelegensi yang cukup baik untuk bisa menangkap pesannya.

Menonton film Gundala juga mengingatkan jbkderry.com pada fenomena kebangsaan yang berusaha di-absurd-kan oleh banyak kepentingan di negeri ini, misalnya trend penyebaran hoax yang masih masif, agitasi-agitasi dengan senjata "religi", serta provokasi untuk menstimulan upaya disintegrasi.

Yang suka nyebar hoax sepertinya banyak kepentingan bisnis gelapnya yang terkena imbas kebijakan pemerintah dan disrupsi digital, sehingga targetnya memprovokasi para penonton sinetron tukang bubur dan tukang ojek.

Yang suka membuat agitasi bersenjata "religi" makin banyak menyebarkan "ajaran-ajaran" yang sifatnya "transendental", padahal kita hidup di bumi manusia dan mengapa berbuat hal baik untuk bumi serta isinya harus menjadi hal yang sepele, gak penting, serta harus dilupakan?!

Ya, setiap mahluk hidup cepat atau lambat pasti akan mati, tapi berbuat hal baik untuk lingkungan dan semesta bumi mestinya bukan menjadi hal yang sia-sia. Mana tauk yang kita perbuat bisa berarti untuk orang banyak, sehingga mereka bersedia sukarela membujuk Tuhan YME untuk memberikan kita tempat terbaik di sisiNya pas koit nanti.

Yang suka memprovokasi memang sukanya menggunting dalam lipatan untuk kepentingan dirinya sendiri. Keadaan chaos berpotensi menjadikan dirinya menjadi seorang tokoh baru, sementara para pioneer-nya sendiri terbengkalai dan jadi korban di bawah sebagai kaum medioker yang abadi.

Negeri ini memang butuh patriot, karena enggak ada gunanya hidup kalau cuma mikirin diri sendiri.

Upss, rada spoiler neeh. Sudah dulu deh artikelnya kali ini, pokoknya wajib tonton neeh buat penggemar film superhero seperti jbkderry.com.

Hmm, jbkderry.com pun lagi nimbang-nimbang pengen nonton lagi nih film, keren, superb...

Komentar

Postingan populer dari blog ini

CHAPTER 345: BADAI TRAUMATIS DI BULAN MARET - APRIL 2024

CHAPTER 349: CUKUP, SAYA BERHENTI!

CHAPTER 48: BANGSAT!