CHAPTER 245: BERTEMU SOSOK SANGAT MENGINSPIRASI NILA TANZIL PEMILIK TAMAN BACAAN PELANGI

  

Nila Tanzil sosok yang sangat menginspirasi bersama founder jbkderry.com[/caption]

Jakarta - Sabtu 27 Mei 2018 agaknya menjadi salah satu hari terbaik buat keberadaan jbkderry.com dan kroni-kroni sosial medianya (termasuk kanal YouTube "Derry Journey"), karena di hari itu untuk pertama kalinya visi yang dituju sebagai media influencer diakui.

Apiknya lagi pengakuan itu dapat dalam bentuk undangan dari perusahaan sebesar Asuransi Astra, yang produk asuransi mobilnya adalah nomor satu di Indonesia.

Dalam acara bertema "Iftar together Asuransi Astra" di Harlequinn di Kemang itu, jbkderry.com berkesempatan dengan sosok yang sangat menginspirasi seorang perempuan muda cantik berpostur mungil namanya Nila Tanzil, dan wajahnya mirip dengan Sarah Sechan. 

"Saya pemilik 82 perpustakaan untuk anak SD semuanya ada di Indonesia Timur dengan nama Taman Bacaan Pelangi, dan rencananya di Agustus nanti sedianya ada lebih dari 100 perpustakaan yang ada," katanya di awal pembicaraan.

Seketika selera makan dan minum founder jbkderry.com terhenti (atau memang sudah habis sih hahahaha...), atensi langsung berubah fokus menyimak dengan saksama.

"What?!" kata  founder jbkderry.com.

Ya, di tengah banyaknya pihak yang menyebarkan informasi nilai yang absurd dan malah menciptakan situasi kisruh di negeri ini, ada kisah yang semestinya diteladani. Berteriak hanya menunjukkan ketidakmampuan daya mengubah situasi, namun berbuat jelas menunjukkan Anda punya kapasitas lebih.

"Tidak mudah memang, karena saya kerap berhadapan dengan banyak masyarakat tradisional yang dihinggapi kecurigaan ada niat lain di balik upaya mendirikan perpustakaan. Pernah di satu wilayah, saya dikerumuni oleh bapak-bapak saat ingin memberi penjelasan. Sempat heran, tapi ternyata kultur di wilayah tersebut, laki-lakilah yang berhadapan dengan pihak luar, sementara ibu-ibunya menunggu di dapur. Baru setelah tamunya pulang, ibu-ibu bertanya tentang niatan sang tamu. Setelah tahu itu, saya pun kemudian membalik strategi untuk sosialisasi saya langsung menuju dapur agar bisa ketemu dengan ibu-ibunya," katanya lagi.

Perpustakaan yang dibangunnya pun di wilayah-wilayah terpencil di Indonesia Timur, mulai dari Flores hingga di pemukiman di puncak Jayawijaya (Papua). "Ya, rada hardcord sih."

Dari cara bertuturnya terlihat ketegasan dan keberaniannya. Ia pun berbagi pengalaman misalnya di kawasan Nusa Tenggara, saat melakukan brainstrorming dengan tim tiba-tiba mereka mencium bau tidak sedap. Awalnya dipikir kotoran kucing, ternyata itu adalah bau kotoran manusia yang ditanam.

Rupanya di wilayah tersebut, penduduknya membuang kotoran dengan menggali pasir lalu menanamnya. Mereka pun pindah tempat untuk melanjutkan diskusi.

Berhadapan dengan birokrasi yang penuh imbalan pun pernah dihadapinya seorang diri. Pernah suatu ketika Nila meminta memo untuk pelatihan guru dari dinas pendidikan setempat. "Ya, bapak itu sempat minta handphone saya, tapi saya tolak karena itu cuma satu-satunya. Lalu bapak itu minta dibelikan HP Samsung saja, tapi tetap saya tolak. Termasuk ketika sang bapak minta uang hadir di acara pembukaan juga saya tolak. Akhirnya meski memo dikeluarkan, sang bapak tidak pernah hadir," tandas Nila.

Niatnya untuk terus mengembangkan perpustakaan Taman Bacaan Pelangi adalah semangat murni untuk membuat budaya cinta membaca di kalangan anak-anak usia SD. Itulah pernah suatu kali ajakan sebuah partai politik yang ingin turut membantu donasi ditolaknya.

Sebenarnya pembicaraan dengan mbak Nila ingin diteruskan, dan ternyata ada empat kawan lain yang juga dengan saksama memperhatikan penuturannya, sebelum jbkderry.com sadar jika satu-satunya meja acara yang belum dirapihkan adalah meja kami.

Jbkderry.com pun bergegas pamitan, namun dengan perasaan senang teramat senang bahkan, jika masih ada orang kayak mbak Nila Tanzil di negeri ini. Kisah mbak Nila yang sangat concern dengan dunia pendidikan mengingatkan pada seorang kawan baik di zaman kuliah yang juga concern dengan pendidikan. Kabar terakhir kawan tersebut telah menikah dengan pria asal Perancis dan menetap di Bali.

Di atas perjalanan pulang ke rumah bersama Bumblebee 155 VVA BlueCore, founder jbkderry.com tiba-tiba berpikir, "Hmm, bagus juga kali kalau ada sekolah selevel SD atau SMP di wilayah Depok dan Bogor yang ingin melakukan sharing session tentang bagaimana kiat membuat blog ataupun vlog dan bisa menghasilkan pemasukan darinya. Ya, belum jago sih, tapi adalah sedikit wawasan dan pengalaman yang bisa dibagikan secara GRATIS."

Ada yang minat? Silakan beremail ke derry.journey@gmail.com. Sekali lagi, GRATIS alias gak dipungut bayaran. Mungkin cukup air putih biar tenggorokan gak kering pas lagi ngomong...

Sekadar catatan singkat tambahan mengenai Nila Tanzil: 

Perempuan cantik ini sempat bercerita tentang profil dirinya, termasuk jika sebenarnya tidak punya darah dari wilayah Indonesia Timur. "Saya lahir dan besar di Jakarta. Tapi ibu dari Wonosobo sementara bapak dari Kediri."

Niatnya berbagi budaya membaca ke anak-anak Indonesia Timur lahir ketika ia tinggal di Flores. "Empat bulan awal tinggal di sana, saya mulai bosan dengan hobi diving makanya saya coba masuk ke pelosok. Dari situ keinginan untuk menumbuhkan minat baca ke anak-anak SD di sana timbul. Saat kembali ke Jakarta, saya langsung membeli sekitar 200 buku dari Gramedia yang memberikan potongan harga."

Nila pun sempat bercerita beberapa hal mengenai pengalaman kerjanya termasuk di Sampoena Foundation dan Nike, pernah juga bekerja di luar negeri. Saat ini selain menjadi founder Taman Bacaan Pelangi, Nilai juga mempunyai usaha sendiri di bidang travel dengan nama Travel Sparks.

Berdasarkan penelusuran di Google dengan memasukkan kata kunci "Nila Tanzil" diketahui jika ia adalah lulusan S2 di Belanda dan punya seorang putri cantik. Ia juga sudah menulis dan menerbitkan sebuah buku berjudul "Lembar-Lembar Pelangi", serta tengah menyusun buku keduanya saat ini.

"Siap, teruslah menginspirasi negeri ini, mbak Nila. Terima kasih atas upayanya membangun dan mencerahkan anak-anak di Indonesia Timur."

Komentar

Postingan populer dari blog ini

CHAPTER 345: BADAI TRAUMATIS DI BULAN MARET - APRIL 2024

CHAPTER 349: CUKUP, SAYA BERHENTI!

CHAPTER 48: BANGSAT!