Postingan

Menampilkan postingan dari Juli, 2020

CHAPTER 48: BANGSAT!

Gambar
"Woi, bangun, bangun, bangsat!" tiba-tiba suara menggelegar itu tergiang keras di telinga sampai ke pusat otak.  "Kamu siapa?" tanyaku.  "Gw ruh di dalam diri elu, bangsat! Ngapain elu terpuruk di sini, pake acara lemes pula?!" katanya lagi.  "Gw capek, boss, lelah dan kehilangan arah," timpalku.  "Eh, bangsat, elu gak dihadirkan di sini bukan dengan takdir seperti itu, bangsat. Berhenti merasa terpuruk, apalagi pakai acara lemes dan menangis. Najis tauk! Bahkan emak elu sendiri gak sudi menyeka air matamu. Berhentilah bersedih dan kehilangan arah, bangkitlah kembali sesuai takdir dirimu ada di sini," kata suara yang mengaku ruh itu lagi.  "Lalu mesti ngapain gw, bos?" tanyaku lagi.  "Pokoknya elu harus bergerak, bangsat. Elu punya bini dan anak-anak yang jadi tanggung jawab elu, siapa suruh elu terlalu rajin berbuat dan membuahi istri elu!" "Bergerak ngapain dan ke mana, bos?" tanyaku lagi.  "Tidak ja

CHAPTER 47: WAKTU YANG BEGITU SINGKAT DAN PILIHAN HIDUP MENJADI SEMENJANA

Gambar
Rabu 29 Juli 2020, saya memikirkan hidup jadi ini semakin terasa singkat setelah beberapa kenalan baik yang "pulang" duluan. Kepergian mereka pulalah, yang justru menjadi salah satu pemicuku untuk menurunkan level kecepatan, baik di kehidupan nyata di jalan ataupun ambisi di dalam diri. Di jalanan sudah sejak lama, sejak sahabat terbaikku Igor dan putraku tersayang Arai pulang duluan, saya sudah terbiasa melajukan kendaraanku di kecepatan sedang saja. Saya ingin lebih menikmati hidup dalam level kesederhanaan, agar lebih mudah menghirup dan mengurai setiap makna yang kudapat dan kugenggam. Ya, buatku jalan hidup menjadi semenjana adalah kompromi hidup  terbaik  saat ini untuk hal tersebut  😊 ☺️ 🙏 🔥

CHAPTER 46: HUKUM KESEIMBANGAN - ANGIN KENCANG YANG MENGUJI INTEGRITAS DAN IDEALISME SAAT DI ATAS

Gambar
Barusan buka twitter, nama "PS Store" tengah ramai diperbincangkan warganya dan jadi trending. Pas lihat di Google, ternyata bosnya diciduk aparat kepolisian RI, karena diduga menggelapkan HP ilegal ke tanah air. Sontak, langsung teringat beberapa selebriti papan atas yang pernah terlibat kerjasama seperti Raffi Ahmad dan Baim Wong. Hmm , jadi semakin kekeuh dengan dugaanku, di atas itu anginnya kencang pakai sekali. Integritas dan idealisme sangat dipertaruhkan, godaannya (sangat) besar pasti. Menjadi influencer atau K.O.L vavan atas memang sangat sulit, apalagi di era digital yang bergerak begitu cepat. Pasti terlalu banyak orang yang ingin mendekat dan menempel, sederhananya dirimu sudah tidak memiliki privasi dan menjadi milik publik. Inilah saya bilang tetap hukum keseimbangan; semakin tinggi kau ingin dan menjadi juara, dunia pasti mengingatmu, mengelukan-elukanmu, para penggemar tidak sempat menelaah lagi jika segala yang keluar dari tokoh yang diidola

CHAPTER 45: PENGEN NULIS TENTANG HIDUP SEKALI LAGI

Gambar
Cepat atau lambat hidup ini pasti berakhir, cuma saya lantas terpikirkan saat ini, ingin menjadi apa di sisa waktu ke depan... Sepekan terakhir, saya setidaknya dua kali menyimak dua pernyataan yang kira-kira senada, "Jadilah maksimal!" Entah kenapa, saya malah kurang sependapat. Saya berpikir, kalau kita mengambil terlalu banyak dalam hidup, hidup pun pasti minta keseimbangan yang sama, Anda harus memberi lebih banyak. Itu hukum keseimbangan yang saya percaya. Saya melihat dua orang kenalan yang begitu gencar mengejar titik maksimal, seorang tetangga di kawasan perumahan dan seorang kawan baik yang sudah cukup lama kami tidak bersua, nampak semesta pun menyerap kesegaran energinya. Keduanya tambah mapan, tapi nampak jelas lelah dan menua, lebih dari masa-masa mereka ketika keduanya masih berjuang dalam taraf yang bisa disebut biasa-biasa saja seperti masyarakat kebanyakan pada umumnya di negeri ini. Saya? Di tengah kejatuhan ini, saya justru seperti bisa men

CHAPTER 44: INSPIRASI & MOTIVASI DARI SEORANG KAWAN BAIK

Gambar
Seorang kawan baik sejak belasan tahun silam datang ke rumah pagi ini, bersama putra keduanya yang kini sudah semester 4 di sebuah PTS di Depok. Namanya Mas Suta, selain main dan silaturahmi. Ini adalah kali kedua Mas Suta membeli ayam bakar Taliwang buatan Dapur Bu Yon. "Lebih dipedesin ketimbang kemarin yah, Der. Gw pesen dua (ekor), Minggu jam 9 atau jam 10 gw ke rumah ambil," kata Mas Suta melalui pesan IG. Saya kenal baik keluarga Mas Suta ini sekitar 15 - 16 tahun silam. Dulu, saya suka berkunjung ke rumahnya. Kawan baik ini sudah kayak abang sendirilah, istrinya jago masak, namanya Mbak Iin. Zaman masih bujang di tahun 2004 atau 2005, saya sering jajan makanan di warungnya. Nah, putra keduanya ini sama namanya dengan awalan putra bungsuku, cuma beda satu huruf doang sih. Nama anaknya Rayhan, sementara si Keanu nama lengkapnya Raihan Keanu Ayman. Rayhan dulu mungkin usianya masih di bawah Keanu waktu sering aku ajak main-main ke rumahku yang dulu, kadan

CHAPTER 43: HARGA AYAM KAMPUNG & DILEMA DAPUR BU YON

Gambar
Semenjak om Kencleng, tetangga di kawasan perumahan yang punya kandang ayam kampung gak bisa pasok kebutuhan ayam kampung buat Dapur Bu Yon. Mau gak mau, kami, saya dan bini terpaksa putar otak cari harga termurah, tapi belum dapat pemasok yang langsung dari kandang seperti om Kencleng. Itulah kami tidak bisa lagi menjual seperti harga awal. Sempat patok harga Rp 70 ribu per ekor ternyata kata bini, marginnya buat beli cabek doang, ayah. "Capek kalau harga segitu." Ya, sebagai orang yang mesti belajar berbisnis kuliner, kami lupa memperhitungkan penggelembungan bahan baku bumbunya yang masih fluktuatif dan bahkan mesti muter ke beberapa penjual baru dapet, misalnya air kelapa untuk Ayam Bakar Solo, terkadang kami taktisi dengan menyimpan duit di warung Ucok, agar air kelapa yang dibeli orang gak dibuang, biar kami beli, itu bisa menimalisir biaya bumbu, daripada harus beli kelapanya sekalian yang bisa 2x lipat lebih mahal. Idealnya di waktu dipasok Om Kencleng

CHAPTER 42: KITA, KAMI

Gambar
Tidak ada perayaan khusus di hari pernikahan kami yang ke-13 kemarin, Selasa 21 Juli 2020. Aku masih dengan beberapa ikhtiar kecil, sembari tetap mendukungmu membumikan anganmu, menjadi setinggi Dapur Bu Restu, Kinder Kitchen, Dinni Roti, dan beberapa selegram/K.O.L yang menjadikan dapur rumah mereka masing2 sebagai titik sentral dimulainya peradaban, titik dimana sebuah karya seni kelas tinggi dalam wujud panganan dan minuman dibuat serta disajikan. Alhamdulillah, 3 pekan terakhir nyaris tanpa jeda, kecuali hari Minggu lalu dan Sabtu ini. Silakan yang minat pesan untuk kebutuhan panganan hari Sabtu 25 Juli 2020 di Dapur Bu Yon. Selain itu, sampai Senin 27 Juli 2020 sudah ada pesanan. "Jumat mau tambah open PO, gak?" kataku pada bini semata wayang tercinta. "Enggak usah dululah. Ini saja sudah repot," tukasnya. Ya, kita, kami, memang tengah jumpalitan akrobatik berjuang melanjutkan hidup, tapi bukankah akal ada untuk dipakai berpikir, hati diciptaka

CHAPTER 41: TAHUN KE-13

Gambar
21 Juli 2007, hari ini 13 tahun yang lalu, sebuah pencarian panjangku akhirnya usai, tiba pada satu titik. Kutemukan belahan jiwaku. Jangan tanya seberapa banyak lara dan peluh untuk tiba sampai ke sini, jangan! Terlalu panjang dan membosankan untuk diceritakan kembali. Saat ini, saya cuma baru bisa bilang 13 tahun perjalanan, dan keinginan masih sangat panjang tidak terhingga untuk bisa selalu bersamamu. Bahkan selalu pula tercetus doa berkelanjutan untuk bisa terus memegang jemari tanganmu, dimanapun, kapanpun. Kita tentu bukan lagi anak muda yang dimabuk cinta, tapi seperti yang kubilang acap kali, dirimu adalah anugerah terindah yang pernah Tuhan berikan untukku sejauh ini, dan bisa jadi sepanjang hidup di bumi manusia. Bisa memilikimu, membuat hatiku selalu senang, seperti anak-anak yang mendapat mainan yang paling diinginkannya. Ya, hmm , tidak selalu senang, deng . Kadang ada jugalah rasa kesal, mangkel, dan gondok juga. Bahkan rasanya pernah juga amarah meletup sa

CHAPTER 40: MENGINGAT MENDIANG SAPARDI DJOKO DAMONO, MENGINGAT DOLORES O'RIORDAN DAN CHESTER BENNINGTON

Gambar
Sebuah penghormatan khusus untuk mendiang Sapardi Djoko Damono, yang acap kali dinisbikan sebagai (salah satu) Bapak Puisi di Tanah Air yang meninggal di usia 80 tahun di hari Minggu, 20 Juli 2020. - Meski menjadi penyuka padanan diksi yang dirajut sedemikian rupa indah dan bisa dinikmati sebagai karya seni kelas tinggi, saya bukanlah penikmat sejati karya-karya mendiang Sapardi Djoko Damono.  Saya ingat sahabat terbaikku di muka bumi sejauh ini, almarhum Igor, adalah orang pertama dalam hidup saya yang sangat suka dengan karya-karya mendiang Sapardi.  Berulang kali, Igor menyampaikan puisi legendaris "Aku Ingin". Kemudian hari setelah itu juga beberapa kali saya diperdengarkan atau diperlihatkan pada puisi karya Sapardi yang lain, "Hujan Bulan Juni".  Meski bukan penggemar garis keras mendiang Sapardi, saya termasuk orang yang percaya pada kemampuan rajutan diksi itu mampu mencipta imajinasi di setiap benak audiensnya.  Rajutan kata yang

CHAPTER 39: APA KABAR, ARAI?

Gambar
Kemarin, Sabtu 16 Juli 2020, seseorang yang paling berarti mempertemukan ayah dan bundamu berkata, "Jangan lupakan anakmu yang satu itu, Der?" Ya, beliau memang punya semacam kekuatan indera keenam, dan ayah tentu sangat menghargai pendapatnya itu. Bukan soal kemampuan indranya itu, tapi soal hal yang mengingatkan ayah padamu, nak. Nenekmu, soalnya, salah satu orang yang paling gak cocok dengan ayah di muka bumi kabarnya akan melego rumahnya, tempat dirimu bersemayam, nak. "Kalau bisa ambil tanah makam anakmu, simpanlah dibotol, paling tidak sebagai kenang-kenangan, bahwa anakmu itu tidak terlupakan," katanya lagi. Aku juga terima masukan itu. Buat ayah, sebenarnya dirimu pasti tidak pernah jadi kenangan, nak. Percayalah. Pulang dari gerha kerabat yang sangat berarti dalam cikal bakal hubungan ayah dan bundamu itu, mata ayah tidak tahan untuk berkaca-kaca, walaupun entah kenapa ayah merasa, dirimu justru menahan ayah untuk tidak menangis mengingatmu

CHAPTER 38: SHALAT JUMAT DAN DILEMA DALAM DIRI DI TENGAH PANDEMI

Gambar
Minggu lalu setelah sekian lama, saya tiba-tiba merasa rindu Shalat Jumat, tujuannya Masjid di kawasan perumahan saja. Saat tiba di pintu Masjid, tiba-tiba saya ragu-ragu, ada dua kali saya jalan antara pintu samping dan pintu belakang, sampai akhirnya memilih di selasar saja di luar bangunan Masjid, tapi ada dua ubin ukuran lebarnya, jadi bisalah menaruh Sajadah. Saya urung masuk, karena khawatir. Meski ada batasan lakban sebagai tanda pembatas jarak antar tiap orang, tapi saya lihat sendiri dua shaft tetap seperti biasa sebelum era pandemi datang. Kekhawatiran saya pun terjadi, ternyata menjelang waktu Shalat, tidak ada lagi batas antar tiap jamaah. Saya jadi bersyukur memilih Shalat di selasar saja. Sang penceramah sempat menurutkan pada khutbahnya, Masjid harus terus diramaikan meski di tengah pandemi, asal tetap mematuhi protokoler kesehatan. Saat dia bilang begitu, rasanya ingin menimpuknya pakai sendal, tapi tentu saja urung. Itu sama saja dengan bunuh diri kony

CHAPTER 37: TENANGLAH, HIDUP AKAN KETEMU JALANNYA!

Gambar
Semalam saya nongkrong nyaris sampai jam 11 malam di rumah sosok yang mungkin saja adalah sahabat terbaik yang paling klop di hati yang ada di pulau ini. Hmm, mungkin sudah sekitar 15 - 16 tahunlah usia perjalanan keakraban kami. Sebagian orang mungkin tidak percaya, tapi aku salah satu orang yang percaya dengan pandangan budaya tentang Shio, dan bisa jadi salah satu alasan kami akrab, yang kalau ngobrol sampai suka lupa waktu, karena kami sama-sama Shio Kelinci. Jujur, dari kecil aku suka "mengikat" kesamaan atau setidaknya nilai keakraban dengan seseorang, karena persamaan Shio dan Zodiac. Dalam banyak hal, sejauh ini, aku merasa banyak benarnya juga, dan asyiklah dijadikan framing untuk membingkai potret-potret tentang banyak rajut keakraban di rentang waktu jejak-jejak yang pernah dilalui. Beberapa hari sebelumnya, Eyank (demikian sapaan akrabnya), bernada gusar agak memotong pembicaraanku di telepon, "Elu gak boleh ngomong begitu, Der. Omongan itu doa.

CHAPTER 36: ANDAI KAU BERTANYA #01 & KAU BERTANYA #02

Gambar
Catatan Selasa 14 Juli 2020 Hari ini alhamdulillah laku 1 lusin roti jabrik lumer, 4 dalgona milo, dan 2 dalgona coffee gula aren. Masih ada pesanan dari dua kawan untuk hari ke depan; 3 lusin cream cheese garlic korean bread dan 1 lusin roti jabrig lumer. Tadi sore, pas ngantar pesanan mbak Artha (kawan baik yang kerja di Yamaha) dan ketemu suaminya yang ramah, saya seperti biasa merajut pemikiran2 di kepalaku... andai kau bertanya #1 Orang lain, "Apa resepnya biar badan kurusan?" Derry Journey, "Gak punya duit!" Orang lain, "Kok bisa, emang ngaruh?" Derry Journey, "Ngaruhlah, soalnya elu pasti mikir bagaimana biar bisa tetap makan wkwkwkwk, dan kalau ada makanan elu pasti tahan2 supaya gak langsung habis." 😅 ☕️ Orang lain, "Iya juga yak." andai kau bertanya #2 Orang lain,"apa resepnya biar badan kurusan?" Derry Journey, "Rajin sepedaan di tanjakan, dan jaga biar kantong elu teta

CHAPTER 35: MEMASTIKAN HARI TETAP BERGERAK

Gambar
Catatan Senin 13 Juli 2020 Selepas Subuh jam 5 tadi, bini dan Keanu balik molor lagi, hanya abang Rasy yang memilih tetap terjaga. Kata bini, dia ngantuk karena nonton drakor sampe jam setengah 1, tapi kupikir karena persediaan fulus yang menipis juga berpengaruh. Maka sebelum jam 6 pagi kucoba kontak 6 kenalan yang kuanggap dekat via WA, menawarkan menu di Dapur Bu Yon. 3 di antaranya alhamdulillah langsung pesan, 3 lainnya menyambut baik juga meski belum memesan. Ya, aku masih selalu berpikir setiap kali kita ikhlas dan pasrahkan hidup padaNya, dengan tetap bergerak sambil tidak pernah berhenti bersyukur, maka rejeki akan datang. Alhamdulillah, hari ini laku: - 2 lusin roti Cream Cheese Garlic Korea - 1 ayam Bakar Solo (ayam kampung) - 3 ayam Bakar Taliwang (ayam kampung) - 14 botol Dalgona Coffee Gula Aren - 1/2 lusin roti Jabrig Lumer Seorang kawan lama juga menawarkan aku kerjaan lepasan WFH mulai tanggal 15 Juli ini, lumayanlah buat nutup bayaran listrik