CHAPTER 33: SUARA 7 JULI 2020



Saat hidup itu tidak lagi ada di sini, akan kemana kita?
Saat gundah ingin menyeruak mengambil tempat di hati, mesti bagaimana kita?

Tekanan pasti datang, sendiri, hadir tanpa pesan terlebih dahulu.
Lalu harus bagaimana kita?

Saat kaki-kaki ingin tetap berjejak, di tengah gundah yang ada datang menemani saat ini.

Masihkah pelukanmu masih sehangat musim yang lalu, ataukah rasanya sudah mulai pergi seiring waktu yang terus berjalan.

Kita, aku dan kamu, saling bergenggaman tangan di antara dentingan waktu yang terus bergeser.

Seperti yang aku pernah bilang, tanganmu akan selalu ada di dalam genggamanku, hingga benar-benar batas energiku di titik terakhir.

Pada merpati-merpati kecil, hmm, bukan, pada rajawali-rajawali keturunan kita. Bersama kalianlah kekuatan itu selalu ada bertambah di sini.

Merangsangku untuk tetap terjaga di saat perasaan akan kalah hadir, aku tidak boleh luruh, harus tetap kuat tegak berdiri menantang bara api.

Tidak boleh lemah, harus mencapai batas puncak titik didih, meski apinya mungkin tidak sebesar dulu.

Pertarungan ini, sama halnya dengan cerita pertarungan-pertarungan yang sudah lalu, seperti yang selalu aku bilang pada diriku sendiri, ini bukan soal menang dan kalah.

Ini adalah soal cerita pertarungan dengan energi terbaik, tidak soal lagi jika harus kalah, tapi jangan biarkan gembira itu pergi.

Ya, rasa itu harus ada di sini, selalu.

Bertarung dengan riang gembira, tidak soal menang atau kalah lagi.

Bertarung sekali lagi, dan lagi, dan lagi, dan lagi...

Bogor, 7 Juli 2020

Komentar

Postingan populer dari blog ini

CHAPTER 345: BADAI TRAUMATIS DI BULAN MARET - APRIL 2024

CHAPTER 349: CUKUP, SAYA BERHENTI!

CHAPTER 48: BANGSAT!