CHAPTER 46: HUKUM KESEIMBANGAN - ANGIN KENCANG YANG MENGUJI INTEGRITAS DAN IDEALISME SAAT DI ATAS


Barusan buka twitter, nama "PS Store" tengah ramai diperbincangkan warganya dan jadi trending.
Pas lihat di Google, ternyata bosnya diciduk aparat kepolisian RI, karena diduga menggelapkan HP ilegal ke tanah air.
Sontak, langsung teringat beberapa selebriti papan atas yang pernah terlibat kerjasama seperti Raffi Ahmad dan Baim Wong.
Hmm, jadi semakin kekeuh dengan dugaanku, di atas itu anginnya kencang pakai sekali. Integritas dan idealisme sangat dipertaruhkan, godaannya (sangat) besar pasti.
Menjadi influencer atau K.O.L vavan atas memang sangat sulit, apalagi di era digital yang bergerak begitu cepat. Pasti terlalu banyak orang yang ingin mendekat dan menempel, sederhananya dirimu sudah tidak memiliki privasi dan menjadi milik publik.
Inilah saya bilang tetap hukum keseimbangan; semakin tinggi kau ingin dan menjadi juara, dunia pasti mengingatmu, mengelukan-elukanmu, para penggemar tidak sempat menelaah lagi jika segala yang keluar dari tokoh yang diidolakan.
Sederhananya, racun pun ditelan sepanjang tokoh idolanya bilang itu bagus.
Pertanyaanya menjadi juara dan di atas, dirimu akan dielu-elukan, dan yang pasti tanggung jawab sosialnya jadi semakin berat. Acap kali dirimu tidak lagi bebas, karena menjadi rujukan dan standar nilai dari para penggemarnya.
Bila terpeleset sedikit saja, bukan tidak mungkin vonis publik akan langsung menguburmu, seperti halnya seorang motivator termahsyur dengan salam super.
Hidup semenjana memang tidak akan banyak yang mengenangmu, tapi setidaknya kans untuk menjadi dan memiliki dirimu sendiri jadi lebih besar.
Balik lagi ini soal pilihan di persimpangan jalan, mau naik ke atas atau memilih jalan sunyi yang sepi dari hiruk pikuk serta hingar bingar.
Atau malah suka ke atas tapi sunyi dan sepi, seperti yang suka kulakukan kini menjadi lone wolf ke wilayah2 perbukitan Bogor saat ini.
Ya, tidak jauh-jauh banget memang, tapi di setiap tanjakanku, hanya ada tiga titik yang terhubung; aku sendiri, alam semesta negeri ini yang indah, dan Tuhanku.
Itu saja, seperti yang pernah kubilang, "Kau tahu apa kata seorang penyendiri di jalan yang sunyi? Jangan pernah lepaskan dan kehilangan rasa gembiramu."
Bogor, 28 Juli 2020
21:48 WIB

Komentar

Postingan populer dari blog ini

CHAPTER 345: BADAI TRAUMATIS DI BULAN MARET - APRIL 2024

CHAPTER 349: CUKUP, SAYA BERHENTI!

CHAPTER 48: BANGSAT!