Postingan

Menampilkan postingan dari Desember, 2020

CHAPTER 105: MENUTUP TAHUN 2020

Gambar
Bingung mo nulis apa buat menutup tahun ini, tadi sejak Subuh sudah bantu bini buat persiapan pesanan ke HQ Auto2000 Sunter.  Mulai isi air di tempat masak yang gede banget sampe menuh2in kompor (gw gak tauk namanya apa, bini yang punya soalnya), terus ngangkat saat nampan nasi yang sudah nanak yang lumayan berat dan di bawahnya ada air mendidih (tapi hidup harus kuat, masak segitu doang nyerah), terus bakarin puluhan nasi buat menuhi target pesanan.  Sekitar jam 9 kelar, terus mandi dan bergegas pergi. Jalanan lumayan lancar tadi, nyaris gak temuin kemacetan.  Gw juga masih nimbang2 mau ngapain blog gw yang di wordpress di tahun 2021; dimatikan saja, dilupakan begitu saja, atau cukup diendapkan sekian waktu sampai ada keputusan yang lebih firm mau diapain... Di luar sana, situasi sosial makin riuh, banyak hal-hal yang di luar kemampuan gw menalar terjadi, semakin bising, sampe gw pikir mungkin saatnya berhenti menyimak dan merespon suasana.  Pada beberapa kawan, gw bilang nalar, mata

CHAPTER 104: DI TITIK MENJADI MANUSIA KELAS B

Gambar
Dalam narasi sebuah vlog di balik panggung persiapan Indonesia YouTube Rewind 2020, aku melihat istilah mengenai manusia kelas B yang belum merdeka bahkan dari dirinya sendiri.  Aku mendeskripsikan yang dimaksud pembuat narasi itu adalah anak manusia yang masih harus berjibaku untuk memenuhi kebutuhan dirinya sendiri, bahkan untuk hal-hal yang mendasar membayar tagihan-tagihan secara umum.  Dalam kamus hidup aku, itu mungkin seperti tagihan listrik, internet, biaya sekolah anak-anak, dan kebutuhan hidup harian secara umum.  Ya, hal seperti ini sepertinya sudah jadi problem atau masalah umum banyak orang, apalagi sejak badai disrupsi dan pagebluk datang dalam dua tahun terakhir sampai ada timbul istilah "manusia rebahan".  Hidup yang semakin sulit, bahkan untuk mengejar biaya kebutuhan dasar yang di sisi lain semakin meninggi di saat kemampuan atau amunisi diri ternyata tidak cukup tinggi untuk tetap bertarung di ranah sistem yang tengah berjalan, namun mungkin semestinya kita

CHAPTER 103: NAIK SEPEDA ITU MENGAJARKAN HIDUP TIDAK SEKADAR SEMATA BERPIKIR DAN RAGU

Gambar
Sabtu 26 Desember 2020, Naik sepeda pukul enam pagi tinggalkan rumah, menegaskan aku pada satu hal yang sudah sempat aku simpulkan sebelumnya.  "Naik sepeda itu mengajarkan hidup tidak sekadar semata berpikir dan ragu." Menggenjot pedal sepeda di tengah grafik pagebluk yang makin meninggi, bersama kendaraan-kendaraan bermesin yang melaju cepat, seperti sebuah narasi dungu tanpa makna.  "Ngapain juga elu sepedaan di saat-saat seperti ini, mending naik motor atau naik mobil cepet gak bikin capek?!" sebuah suara menggema di isi kepalaku.  Ya, naik sepeda memang cukup melelahkan dan membutuhkan kesabaran, plus memang gak usah banyak mikir waktu melakukannya. Biasanya aku pun kalau mikir, umumnya jadi batal tuh niat sepedaan. "Kalau sudah kebanyakan ngomong biasanya juga batal sepedaan," kata bini setiap kali aku bilang sebelumnya aku bakalan sepedaan.  Jadi cara jitu supaya niat sepedaan terlaksana atau kejadian, ya , selepas Subuh dan pagi datang alias Matah

CHAPTER 102: BELAJAR DARI KEJATUHAN KEVIN COSTNER

Gambar
Saya tidak akan pernah lupa dengan kisah di balik salah satu film termahal di Hollywood, Waterworld (dirilis tahun 1995). Bahkan seingatku, itu film dengan biaya termahal di masanya.  Bahkan Kevin Costner tentu sama sekali tidak pernah berpikir, kedigdayaan dan ketermahsyurannya di Robin Hood: Prince of Thieves (1991) dan The Bodyguard (1992) bareng salah satu diva terbaik dunia Whitney Houston, malah berujung pada ending dengan narasi salah satu film dengan kerugian terbesar sepanjang perfilman Hollywood.  Ya, alur hidup bisa membolak-balik kesuksesan dengan kegagalan dalam waktu seketika dan singkat.  Manusia normal secara umum tentu hanya senang dengan cerita kesuksesan dan pencapaian besar, tapi berapa banyak dengan kita yang siap dengan kejatuhan, namun berusaha tetap terjaga agar tidak terperosok lebih dalam?! Menjalani kejatuhan dari langit tertinggi seperti Kevin Coster hingga terhempas berdebam tentu tidak menyenangkan, tapi segala melupakan kenangan-kenangan pencapaian terbai

CHAPTER 101: AKU DAN IBUKU

Gambar
Tanggal 22 Desember 2020, banyak unggahan foto di sosmed tentang perayaan hari ibu di Indonesia. Jujur, aku cemburu, karena aku tidak merasakan dan tidak pula ingin merayakan hal yang sama.  Aku dan ibu adalah sesuatu yang jauh. Aku mungkin durhaka, tapi aku berkata jujur, sosok ibu jauh di hatiku, saat ini bahkan mungkin sejak lama.   Waktu aku masih kecil, ibuku yang aku selalu sapa "Mama" sering kali bilang, "Aku dan Derry itu gak mungkin cocok, kami sama-sama keras, karena wetonnya sama yaitu Senin Legi." Aku tidak tahu apakah itu memang kepercayaan yang sifatnya valid dalam budaya Jawa Timur (karena ibuku orang Malang), mitos Jawa Timur-an, atau malah kemudian jadi doa yang terkabulkan karena sering diucapkan Mamaku, tapi kami memang jauh pada kenyataannya.  Aku coba mengingat-ingat kapan aku mulai kehilangan sosok ibu yang penyayang, dan ingatanku selalu terpaku pada momen di Hartaco Indah, di rumah kontrakan kami yang ada di sebelah Selatan kota Makassar.  Sa

CHAPTER 100: DISRUPSI DAN AYAM CIPO

Gambar
21 Desember 2020 Sebenarnya ini karena Bu Yon dapat orderan pesanan nasi bakar selama tiga hari berturut, sehingga dia punya kelebihan dana buat jajan.  Jangan dipikir berlebih juga, karena ada beberapa hal mendasar yang justru belum dibayarkan. Maka berangkatlah kami; aku, Keanu, dan Bu Yon, ke kota Bogor selepas jam makan siang dan tiba di lokasi yang dituju di rumah makan Ayam Cipo sekitar pukul dua lewat WIB.   Saat tiba di lokasi, aku langsung seketika cukup terperanjat, karena di situ dulu adalah lokasi Bakso Budjangan di jalan Ahmad Yani, kota Bogor. Ternyata saya baru tahu kalau sudah tutup dan berubah jadi usaha kuliner lain, dan bisa jadi manajemennya tidak lagi sama.  Disrupsi, pagebluk, dan upaya transisi adaptasi kebiasaan baru di masyarakat memang mengubah banyak tatanan, bahkan sekelas sultan pun bisa runtuh.  Sebelumnya, saya sudah melihat Up Normal di Pajajaran - Bogor yang juga sudah tutup dan dipakai untuk usaha kuliner lain. Ya, jangankan mereka yang kelihatan mente

CHAPTER 99: 2020 YANG DEMIKIAN BERAT

Gambar
Aku baru saja sepakat dengan bini, jika tahun 2020 ini adalah tahun terberat selama kami menikah.  Betapa kami harus bertahan bahkan sejak sebelum tahun ini dimulai sebenarnya, dan saat kami berjejak di tahun ini sedemikian gelombang cobaan datang terus menyerang, hingga pedangku yang biasanya berkelebat menyerang berusaha menemukan jalan baru, di tahun ini pedangku lebih banyak dipakai untuk menangkis dan bertahan, dan bisa jadi ketajamannya jadi semakin tumpul.  Kucoba mengingat kesenangan berkah besar di tahun ini yang bisa dihitung kurang dari lima jari tangan kanan atau kiri.  Pertama yaitu bisa merayakan ulang tahun bini dengan makan duren dan menikmati keindahan alam di Kopi Daong, lalu bisa berkesempatan ke Lombok salah satu pulau impian yang ingin aku kunjungi sebelum mati, serta yang terbesar tentu kehadiran bayi di dalam kandungan bini yang insya Allah akan hadir di pertengahan tahun 2021 mendatang.  Semoga bisa berjalan lancar, selamat, dan aman bagi bini dan anak perempuan

CHAPTER 98: MEWUJUDKAN KEINGINAN BERSEPEDA KE SENTUL CITY

Gambar
14 Desember 2020, pukul 06:16 WIB meninggalkan rumah menuju kawasan perumahan elit Sentul City. Bukan rute yang berat buatku, cuma sudah cukup lama ingin melakukannya dan baru pagi ini kesampaian.  Modalnya pun cuma air putih dalam botol bekas Cimory, bawa eKTP, smartphone yang paketannya lagi habis, serta kantong plastik kecil warna putih buat bungkus eKTP dan HP kalau hujan.  Langit di atas diselimuti awan yang cukup gelap pertanda mendung, tapi badan kudu harus tetap sehat, jadi sebisa mungkin melawan rasa malas mumpung aktivitas memang lagi longgar banget di semester kedua tahun 2020 ini.  Protokoler standar sebisa mungkin tetap dipenuhi, pake buff dan kacamata.  Di turunan selepas perempatan Tegar Beriman dan Sukahati di Kabupaten Bogor, si little wolverine  (nama sepedaku) meluncur cukup cepat dan aku selalu berdiri dalam kondisi seperti itu. Rasanya masih seperti masa kanak-kanak zaman SD dulu, ketika meluncur pesat di atas BMX andalan. Sebuah memori yang senantiasa menarik untu

CHAPTER 97: KEANU JATUH CINTA LAGI!

Gambar
Untungnya rupa anak ini memang keren, masih tujuh tahun memang jelang delapan.  Alisnya bagus melayang kayak tokoh2 heroik di kisah Tiger Wong dan Sembilan Benua. Hidungnya mancung, matanya bagus, bibirnya tipis tapi cipokable, dan dagunya belah, setidaknya masih belah sampe sekarang.  Mungkin karena emaknya memang ada darah kompeni, setidaknya itu pula yang membuatku cukup intens memerangi emaknya, sehingga nomor lima insya Allah lahir tahun depan.  Kembali ke soal Keanu, untunglah dia gak serupa ayahnya, dia benar2 doa yang terkabulkan soal perbaiki kualitas keturunan.  Sudah sepekan terakhir ini Keanu jatuh cinta lagi pada anak gadis yang memang putih dan cantik, tapi parahnya itu adalah teman kelas kakak Oka yang sudah kelas 7, sementara Keanu masih kelas 2. Alamak, Keanu, Keanu, untunglah dirimu memang keren, nak... Keanu memang anak kami yang paling normal, bukan bermaksud membeda-bedakan, karena dulu ayah dan bundanya cukup berjibaku habis-habis banyak hal untuk membuat kakak Ok

CHAPTER 96: ALHAMDULILLAH!

Gambar
Panggilan telepon dari langit: "Der, ini rezekimu!" 🤲👍 Pesan menggembirakan masuk ke perangkat komunikasiku hari ini, dari seorang Senior yang saya kagumi kiprah dan karyanya dulu, serta membuatku lebih takzim setelah berkesempatan mendengarkan penuturannya tentang sebuah alur kehidupan di sebuah wilayah bagian timur negeri ini.  Alhamdulillah, beasiswa untuk biaya SPP anak-anak bisa berlanjut selama satu semester di tahun ajaran ini.  Pada seorang sahabat baik yang bersedia membaca alur ceritaku yang "gelap" di blogspot pun akhirnya mengakui, jika kalau diriku masih bisa ada sampai hari ini itu sudah anugerah banget.  Ya, saya mestinya sudah mati berkali-kali di masa lalu, tapi hidup seperti tetap memintaku hidup.  Mungkin saya salah mengidolakan, tapi slogan " As bad as I wanna be " a la sang messiah di masa mudaku Dennis Rodman seperti sebuah risalah yang justru menyelamatkanku hingga hari ini.  Bahkan, kalau saja reinkarnasi itu ada, saya dengan sena

CHAPTER 95: 5 BULAN 1 MINGGU CEWEK DAN ALHAMDULILLAH UTUH SEHAT

Gambar
Rabu malam, 8 Desember 2020 sekitar pukul tujuh malam, ayah mengantar bundamu ke klinik di pertigaan Ken Arok dekat stasiun Citayam. Kami menunggu beberapa saat, mungkin sekitar 30 menit, sebelum ketemu ibu dokternya.  Saat alat USG bayi itu menyentuh perut bundamu, ayah kembali seketika takjub melihat engkau terdeteksi utuh sehat di situ, nak.  Biar bagaimanapun kondisi perekonomian di rumah kita saat ini, kehadiranmu insya Allah tetaplah sebuah keajaiban, sebuah anugerah buat ayah dan bundamu tanda cinta kami, karunia dari Surga.  Ayah bisa dibilang terkesima, takjub, ketika alat USG itu diputar-putar di sekitar perut bundamu dan bu dokternya berkata, jika dirimu utuh dan sehat. Tulang-tulangmu kata bu dokter itu utuh dan strukturnya baik normal, semoga seterusnya saat dirimu lahir di pertengahan tahun depan dan sepanjang usia kehidupanmu di bumi manusia ini. Kata bu dokter, dirimu cewek, nak, di usia kehamilan 5 bulan 1 minggu.  Kubayangkan usia dirimu nanti cukup terpaut dengan kak

CHAPTER 94: DI PENGHUJUNG LANGKAH

Gambar
Jumat siang 4 Desember 2020 Sebuah angkot jurusan Depok - Kampung Rambutan tiba-tiba melaju kencang dan melanggar lajur di jembatan jalan di depan pintu gerbang Universitas Indonesia. Saking kencangnya, hampir saja aku tertabrak dan bisa bakal super repot ceritanya kalau sampai kejadian.  Ya, hujan keras dan kemacetan jalan di titik itu, tentu mestinya otomatis mereduksi batas kesabaran super angkot di trek itu yang memang rata-rata sudah pendek sumbunya.  Usut punya usut penyebab kemacetannya adalah para pengemudi motor yang berteduh di bawah jembatan sebelum Halte Bus UI. Bangkelah kebiasaan kayak gini, karena bisa menyebabkan kemacetan dan potensi kecelakaan lalu lintas meninggi. Aku sendiri yang hari itu hanya membawa jas hujan bagian atasan saja, sudah tidak peduli. Pesanan dari Dapur Bu Yon harus diantarkan sebelum pukul tiga sore. Jadi kalau sampai celana jins ini basah sih itu mah hal kecil. Hidup sudah jauh lebih sulit dan menantang ketimbang persoalan remeh temeh seperti itu.

CHAPTER 93: BERUSAHA MENIKMATI SETIAP JENGKAL WAKTU DI BULAN DESEMBER

Gambar
Hari-hari terakhir di tahun 2020 tinggal berhitung sebentar lagi di bulan Desember ini. Cukup banyak dialektika di dalam isi kepala dan hati mengenai langkah-langkah apa yang semestinya diambil, di waktu ke depan pada lembaran tahun baru yang akan datang sebentar lagi? Sempat terpikirkan untuk meminta bini dan anak-anak menetap di Ciamis, jika keadaan tidak segera membaik ke depan. Sementara aku balik ke Makassar, entah ngapain di sana, cuma kepikiran enggak pengen bini dan anak-anak mengalami situasi yang lebih sulit.  Tapi tidak lama, aku kemudian bergegas sadar, jika di masa-masa sulit seperti ini mestinya bukan lari mundur dan berpisah. Justru semestinya saling bergandengan tangan, saling memeluk, dan saling menguatkan.  Apapun yang terjadi, di rumah ini adalah benteng pertahanan kami. Pergi ke Ciamis dan Makassar justru adalah langkah mundur yang lebih parah, bukan sebuah upaya untuk mundur lalu punya visi untuk maju lagi.  Jadi apapun yang terjadi, tetap ada di sini di rumah ini,