Postingan

Menampilkan postingan dari Oktober, 2020

CHAPTER 80: TERIMA KASIH, BINIKU!

Gambar
Kalau ngomongin individu yang satu ini, rasanya sudah tidak banyak lagi hal yang bisa diekspresikan, selain bersyukur dan PAS.  Memasuki tahun ke-14 perjalanan bersamanya, tentu senang dan bahagia. Tidak ingin menyikapinya secara berlebihan juga, tapi bisa aku bilang hidup bersamanya itu terasa steady . Ya, ada pasang surut, bergejolak, khususnya dalam masalah ekonomi seperti di tengah pandemi berkepanjangan saat ini.  Tapi bukankah setiap hidup itu sendiri sudah seperti menunggu giliran dari Sang Pemiliknya di atas sana?!  Kita manusia tidak pernah tahu seperti apa ujung dari setiap perjalanan. Dalam sejarah perjalanan manusia, sudah banyak manusia yang merasa angkuh dan kemudian terjatuh karena beranggapan bisa meramal dan merencanakan masa depan.  Berjalan bersama bini, dalam waktu belasan tahun ini yang pasti telah menghilangkan rasa galau yang berlebihan dan banyak seperti saat masih sendiri. Tentu, masih ada rasa kekhawatiran soal ketersediaan ekonomi dan bagaimana biaya membesar

CHAPTER 79: SELAMAT JALAN, MBAK EBHOT! SEMOGA HUSNUL KHOTIMAH!

Gambar
Rabu 28 Oktober 2020, mestinya jadi hari yang bahagia buat istri sahabat terbaikku di Pulau Jawa ini, tapi nasib berkata lain. Ia harus berpulang di hari ulang tahunnya yang ke-48.  Buatku, itu adalah cerita elegi, sekaligus menjadi penegas kodrat itu akan datang kepada manusia siapa saja, termasuk aku.  Dalam perjalanan ke rumah duka, aku membayangkan kisah-kisah lalu, termasuk kebaikan mendiang Mbak Ebhot, sapaan akrab istri tercinta sahabat terbaikku itu.  Teringat ketika almarhumah dulu mengajak bini dan putri sulungku berenang di areal kawasan pemukiman ekspatriat yang premium dan eksklusif di wilayah Tangerang Selatan.  Tentu aku sedih, cukup terpukul, sekaligus berterima kasih atas kebaikan Mbak Ebhot selama beliau masih hidup di bumi manusia. Semoga perjalanan kebaikan Mbak Ebhot selama berada di bumi ini bisa cukup mengantarkan beliau meninggal dengan kadar yang husnul khotimah, Amin.  Kubayangkan pula perjalanan hidup berikutnya pada sahabatku dan putra semata wayang mereka b

CHAPTER 78: KEINGINAN MENUNTAS TUGAS DI BUMI MANUSIA

Gambar
Pada akhirnya siap gak siap, berani gak berani, kematian itu pasti datang. Seperti apakah kita akan masing-masing menyambutnya, karena lari dan sembunyi tidak lagi bisa menjadi mekanisme fungsi.  Kematian akan datang tanpa bisa disangkal oleh manusia manapun, tidak oleh manusia krypton, Nietzsche, Trump, Putin, ataupun Jeff Bezos, Jack Ma, apalagi kalau model-model politisi busuk dan pemuka agitasi berbalut keyakinan yang tengah menjamur, eh, tren di negeri ini.  Jumat 23 Oktober 2020, buat yang sempat mampir ke IG Presiden Jokowi, Ketua MPR Bamsoet, dan Gubernur Jawa Barat pasti akan melihat ada sebuah status di sosmed mereka masing-masing yang nadanya sama, yaitu ekonomi yang tengah makin sulit khususnya di kalangan menengah ke bawah.  Kang Emil bahkan menganjurkan agar kalangan menengah atas berkenan membelanjakan simpanan pundi-pundinya yang masih berlimpah, agar ekonomi di bawah berputar.  Tapi susah, karena orang-orang kaya memang sudah lama bukan jadi pilar utama penopang eksist

CHAPTER 77: MENCEKAMNYA KEKUATAN DISRUPSI (NIKON PAMIT DARI INDONESIA)

Gambar
Akhir2 ini, saya semakin sering mendengar kalimat, "Setiap orang ada masanya, setiap masa ada orangnya." Sebuah premis yang berkesan bijak, berlapang dada, namun di sisi lain seperti menjadi penyemangat untuk tidak luruh karena dampak perubahan.  Ya, itulah kekuatan disrupsi yang saya pahami, meski hanya setakar kelas secangkir kopi.  Generasi millenial dan post-millenial (serta generasi setelahnya), perubahan lanskap dunia usaha, stimulan aliran-aliran keyakinan dengan tren untuk terus melawan hegemoni (meski dengan titian tujuan yang tetap absurd untuk dilihat secara lugas dan jernih di mata awam), serta langkah-langkah yang kurang lazim bahkan bisa dikatakan sama sekali baru telah banyak mendobrak tatanan lama yang sudah sering kali menepuk dada dan mengumandangkan kalimat, "Saya/Kami selalu yang terbaik!", sayup-sayup makin tidak terdengar.  Di lanskap terkini, tidak ada waktu lagi yang banyak dan panjang untuk mengakui itu, sekali saja melakukan itu atau apalag

CHAPTER 76: RENUNGAN SENIN PAGI

Gambar
Senin pagi 19 Oktober 2020, kucoba kembali luangkan waktu untuk berolahraga buat lemesin lutut supaya enggak kaku dan juga biar badan serta pikiran bisa tetap segar bugar.  Seperti biasa di sepanjang perjalanan, kubiarkan benakku menari-nari di udara, berpikir tentang banyak hal, merenungkan kembali tentang makna-makna yang tersemai dalam perjalan hidup.  Pernah tidak kalian (rasanya sebagian besar pasti pernah) mengeluarkan pernyataan, "Hati-hati dengan pemikiran dan ucapanmu, karena itu bisa jadi doa yang didengarkan lalu dikabulkan oleh Tuhan!" Kata-kata itu pun sering aku dengarkan berulang dari beberapa orang yang berbeda, termasuk aku sendiri tentu saja pernah mengucapkannya juga.  Tapi apa iya pantas Tuhan di-framing seperti itu, di antara begitu pasti banyak sekali caraNya memberi ganjaran berkah atau berkah rintangan pada setiap mahluk ciptaanNya?! Bukankah Tuhan hanya akan mengirimkan ganjaran berkah atau ganjaran rintangan yang sesuai dengan kemampuan mahluk-mahluk

CHAPTER 75: KENAPA AKU SUKA MENULIS (TENTANG JATUH)?

Gambar
Pagi ini, aku membuat sebuah konklusi, jika menulis itu buatku adalah caraku membaca dan lebih mengerti lebih jelas dan lebih jernih tentang apa yang aku pikirkan dan aku rasakan.  Ya, tidak semua apa yang ada dalam pikiranku adalah soal kemenangan dan solusi, ada juga soal mendekripsikan kesalahan dan kekalahan. Kata seorang kawan tadi pagi, janganlah ceritakan soal kesalahan dan kekalahan, karena orang lain juga tidak akan peduli. Lagipula, apa kita pikirkan dan kita ucapkan bisa jadi doa, dan bagaimana kalau doa soal kesalahan dan kekalahan itu berulang, lalu menghukum kita kembali... Ya, lalu aku bertanya pada diri sendiri, "Ya, bagaimana jika itu terjadi?" Rasanya pasti mudah berdamai dengan diri sendiri, ketika menang dan senang. Lalu bagaimana jika ternyata yang terjadi sebaliknya? Apakah kau akan menyembunyikan kesalahanmu, kekalahanmu? Apakah kau akan menutupi kesalahanmu, kekalahanmu? Lantas, akan berapa banyak kesalahan dan kekalahan yang kau akan berusaha tutupi,

CHAPTER 74: BATAS BAWAH

Gambar
Dua hari terakhir ini, Dapur Bu Yon dapat order dari dua kawan baik yang super hebat, menurutku.  Kemarin, mahaguru Yusran, dan hari ini dari Sultan Boy.  Sampai Keanu tadi nanya, "Pinter dan kayaan mana mahaguru atau sultan, ayah?" Aku bilang, "Beda, nak. Kalau mahaguru itu hebat di wawasan, kalau sultan itu jago dan gape banget di dagang atau usaha." Lantas, seorang kawan bertanya, "Elu ngapain selain curhat di Facebook, Der?" WTF, gw langsung lempengin, "Anak bandel gak boleh ngeluh dan curhat, dong, kesannya cengeng dong gw. Gw cuma bercerita, ini lho cerita hidup anak sebandel abadi kayak gw, jangan ditiru wkwkwkwk." Hal itu pula yang gw akhir-akhir ini suka bilang ke anak-anak, "Ayah kalian ini nakal, jadi jangan ditiru." Kalau mereka nanya kenapa? Gw jawabnya, karena kalian punya ayah yang sayang kalian dan kalian boleh tanya apa saja hal gak baik, supaya kalian jangan jadi seperti itu, supaya kelak hidup kalian jauh lebih daripa

CHAPTER 73: BELAJAR SEMANGAT USAHA DARI SULTAN KANG MAS BOY

Gambar
Sudah beberapa hari terakhir, aku ingin menulis hal ini, karena mungkin juga bisa dapat menjadi inspirasi bagi kalangan proletar semenjana lainnya sepertiku untuk dapat bangkit dari setiap keterpurukan dan kembali berusaha sebaik-baiknya.  Mari dimulai dari awalnya... Aku mengenal Sultan Kang Mas Boy sekitar 19 tahun silam. Meski dia sekitar 7 bulan lebih muda dariku, tapi di tempat kerja kami dulu yang mirip kantor The Daily Bugle itu, ia lebih dulu masuk.  Dari awal mengenalnya sampai saat sekarang ini adalah energi Sultan Kang Mas Boy yang selalu energik, dan acap kali piawai mencari celah usaha lalu mengkonversinya menjadi bisnis yang nyata, lalu saja berujung pada tambahan pundi-pundi alias pemasukan.  "Hidup itu harus gape cari kangtaw, Der. Kita harus belajar dari orang Cina, tuhan itu adalah uang," katanya beberapa hari lalu, waktu aku mengantarkan pesanan kulinernya dari Dapur Bu Yon; 1 ekor ayam goreng Kremezzzzzzz dan 3 paket nasi bakar ayam suwir.  Saat sampai aku

CHAPTER 72: DIALOG TENTANG AYAH BOKEK DENGAN KEANU

Gambar
Dalam benak anak2ku, aku ini sekarang adalah ayah yang bokek. Sampai beberapa hari lalu Keanu bilang, "Ayah kayaknya bokek sebelum covid, buktinya mobil ayah jual sebelum covid." Aku agak tersentak, tapi tidak terkejut kalau Keanu yang bilang, dia memang cenderung kritis dan nyablak.  "Iya, nak. Makanya kamu jangan nakal kayak ayah, jadi kamu bisa persiapkan masa depanmu jadi jauh lebih baik. Tapi bukan berarti juga ayah sekarang menyerah, karena kamu perlu tahu setiap manusia itu memiliki dua unsur, yaitu kehendak bebas dan kuasa Tuhan," kataku.  Aku jelaskan lebih lanjut ke Keanu, jika kehendak bebas itu adalah setiap manusia bisa menentukan arah tujuan yang dia mau, tapi soal hasil atau ganjaran itu otoritas atau kuasa Tuhan. "Saat ini, ayah bisa bilang jika dulu ayah terlalu nakal, jadi ketika jatuh seperti sekarang beberapa kali rasanya wajar, karena ayah memang tidak persiapkan diri dengan baik." "Kenapa ayah nakal dulu?" tanya Keanu lagi. 

CHAPTER 71: RENUNGAN SOAL KETEGUHAN MENTAL

Gambar
Dalam gelap pun, jangan surut untuk merekah cahaya. Narasi ini dibuat 12 Oktober 2020, dua hari setelah perayaan Hari Mental sedunia 10 Oktober 2020 (hari Sabtu).  Meski telat, rasanya pengen nulis tentang hal itu di tengah 4 badai hebat yang tengah menghantam; badai disrupsi, ancaman resesi, penyebaran pagebluk Covid-19 yang belum surut, serta penyebaran agitasi dan informasi palsu yang semakin mendapat tempat di masyarakat (cenderung menjadi industri yang semakin menjanjikan).  Sabtu sore 10 Oktober 2020, selepas Ashar, kukeluarkan sepeda kuningku. Badan rasanya sudah sangat pegal-gegal sudah sekitar seminggu tidak diajak olahraga di luar rumah.  Maka tanpa banyak berpikir, kugowes menuju arah Tegar Beriman - Cibinong, lalu ambil lajur kiri menuju RSUD Kabupaten Bogor, namun belok kanan ke jalan akses perkampungan sekitar 100 meter sebelum lokasi RSUD Kabupaten Bogor.  Lalu selepas jalanan perkampungan kembali masuk ke kawasan jalan raya Pemda Bogor - Tegar Beriman. Di depan Cibinong

CHAPTER 70: NIKMATI ALUR

Gambar
Bangun tidur hari ini, saya semakin yakin kita memang belum merdeka, perangkat utama menyelesaikan persoalan masih pada emosi dan otot, soal nalar entah masih terselip di mana... Empat badai; ancaman disrupsi, ancaman resesi, ancaman pagebluk, dan ancaman industri hoax yang semakin meninggi grafiknya, rupanya urung menyadarkan banyak elemen masyarakat.  Ada yang teriak-teriak anti komunis, tapi mendukung buruh dan memusuhi kapitalis, itu orientasi keberpihakannya sebenarnya kemana? Kita boleh saja sangat tidak sepakat dengan kebijakan rezim ini, tapi semestinya bisa lebih taktis, gerakan jalanan tentu bukan solusi terbaik, katanya ada institusi yang bisa mengakomodasi upaya untuk menentang kebijakan legislasi yang baru disahkan.  Apa lajur, sejak 2014 akibat buah hasil para intelektual pintar di negeri ini, jadilah negeri terbelah. Meski para kandidatnya akhirnya bersatu, tapi sekali lagi saya tegaskan, ini bukan semata soal sosok atau figur idola, itu adalah lebih jauh soal suluh pola

CHAPTER 69: HATTA, TONY STARK, DAN FRAMING SEJARAH

Gambar
Sebelum tulisan dari kawan saya yang paling pintar sepanjang masa saya di Tamalanrea ini tuntas saya baca, saya adalah pengagum Hatta sepenuhnya (silakan lihat narasi kawan saya itu di sini ).  Saya pikir Hatta adalah sosok Bapak Bangsa yang paling tulus dan bersih. Ya, saya memang tidak banyak membaca literasi tentangnya, tapi saya masih ingat kisah Hatta dengan sepatu Bally dan kisah Hatta dengan koleksi buku-bukunya yang sangat terawat dan dijaga kerapihannya.  Tapi setelah membaca tulisan kawan saya yang sangat pintar itu, pandangan saya pada Hatta terkoreksi.  Saya mengoreksi posisinya di benak saya sebagai Tokoh Nan Agung. Ya, saya tetap mengaguminya, tapi tidak setinggi sebelumnya.  Mungkin ini sama dengan konklusi saya pada Tony Stark. Meski hanya tokoh rekaan di Marvel, tapi saya suka Tony Stark, sampai ketika saya nonton Spider-Man: Home Coming, saya serta merta menurunkan derajat kekaguman saya pada Tony Stark.  Ya, saya pikir hal yang menginspirasi dan mendorong Adrian Toom

CHAPTER 68: NGOBROLIN DUNIA KERJA DALAM SECANGKIR KOPI

Gambar
Narasi ini hanyalah narasi kelas secangkir kopi seperti biasa, karena buka informasi pagi ini justru adanya kekisruhan di beberapa tempat terkait kebijakan yang baru disahkan di rumah parlemen negeri ini. Saya tidak ingin ikut campur ke sana, karena bukan bidang saya, makanya sejak kemarin saya menahan diri untuk tidak ikut-ikutan sok tahu dan ikut campur pada hal yang saya sendiri sadar jauh dari wawasan untuk mengerti. Saya juga tidak tertarik membaca ulasan pasal-pasalnya, karena hidup sudah terlanjur pelik tanpa hal-hal tersebut pula. Tapi saya ingin berbagi wawasan kelas secangkir kopi yang saya pahami... Dunia kerja di negeri ini kalau mau jujur sebelumnya pun tidak pernah terang benderang, khususnya terkait kebijakan perusahaan dan ataupun buruh yang dipekerjakan. Pernah tidak buruh yang membandingkan klausul poin di kontrak kerja dengan aturan yang berlaku sesuai undang-undang negara? Rasanya kalaupun ada, pasti tidak banyak jumlahnya. Bahkan, kalau dipecat dan di-PHK, seberapa

CHAPTER 67: PASSIONATE

Gambar
Sebagai orang yang sadar diri melihat dirinya "aneh", saya jadi secara alami suka mencari literasi yang juga terkesan "aneh" dari dulu.  Mungkin bukan untuk belajar mungkin, karena gw terlalu keras kepala untuk mendengar, tapi mungkin bisa jadi hanya menjadi semacam penegasan, jika hal aneh itu memang ada, dan berarti gw gak sendiri.  Kemarin waktu nonton vlognya Onad yang interview Gofar Hilman, ada bagian yang menurut gw menarik, yaitu kata Gofar, "Gw gak percaya dengan apa yang namanya kerja berdasarkan passion. Yang gw percaya apapun yang gw kerjakan gw harus kasih passionate gw di situ. Hmm, kira-kira artinya kita harus menyerahkan antusiasme kita pada hal yang kita hadapi dan jalani.  Ya, seperti di Dapur Bu Yon, gw pun rasanya beradaptasi cukup cepat sebagai asisten atau helper dari bini gw sendiri.  Kadang gw mikir kenapa gw suka melakukan ini? Pertama, mungkin karena ini mimpi atau keinginan bini gw, dan sebagai orang yang banyak berjalan dengan antusi

CHAPTER 66: BELAJAR SEMANGAT HIDUP DARI PAMUNGKAS DAN GOFAR HILMAN

Gambar
Narasi kelas secangkir kopi ini diinspirasi setelah nonton vlog di kanal The Leonardo's yang diunggah pada tanggal 25 September 2020 seperti yang bisa dilihat di link bawah ini... https://www.youtube.com/watch?v=8E6-Tk1xhqM Serta dari vlog lain masih dari di kanal The Leonardo's yang diunggah pada tanggal 7 September 2020 seperti yang bisa dilihat di link bawah ini... https://www.youtube.com/watch?v=I_3kDoj10Qw Sebagai orang yang nyadar rada unik dan janggal, literasi yang sifatnya anomali itu justru lebih mampu menginspirasi dan memotivasi untuk tidak menyerah dengan keadaan, serta terus bergerak... Belajar Hidup Dari Pamungkas Kata Onad, "Waktu denger musik lo awal-awal, gw pikir elu itu anak orang kaya yang kebanyakan duit dan sekolah di Amerika." Kata Pamungkas, "Enggaklah, gw itu setengah budek di telinga kiri sampe usia 18 tahun, terus gw belajar bahasa Inggris otodidak dari referensi nonton dan dengerin banyak hal tentang Manchester United, The Beatles, da