CHAPTER 75: KENAPA AKU SUKA MENULIS (TENTANG JATUH)?



Pagi ini, aku membuat sebuah konklusi, jika menulis itu buatku adalah caraku membaca dan lebih mengerti lebih jelas dan lebih jernih tentang apa yang aku pikirkan dan aku rasakan. 

Ya, tidak semua apa yang ada dalam pikiranku adalah soal kemenangan dan solusi, ada juga soal mendekripsikan kesalahan dan kekalahan.

Kata seorang kawan tadi pagi, janganlah ceritakan soal kesalahan dan kekalahan, karena orang lain juga tidak akan peduli. Lagipula, apa kita pikirkan dan kita ucapkan bisa jadi doa, dan bagaimana kalau doa soal kesalahan dan kekalahan itu berulang, lalu menghukum kita kembali...

Ya, lalu aku bertanya pada diri sendiri, "Ya, bagaimana jika itu terjadi?"

Rasanya pasti mudah berdamai dengan diri sendiri, ketika menang dan senang. Lalu bagaimana jika ternyata yang terjadi sebaliknya?

Apakah kau akan menyembunyikan kesalahanmu, kekalahanmu?

Apakah kau akan menutupi kesalahanmu, kekalahanmu?

Lantas, akan berapa banyak kesalahan dan kekalahan yang kau akan berusaha tutupi, layaknya kucing yang menggali tanah lalu menutup eeknya? Lantas, bagaimana kalau ternyata tidak ada tanah di sekitar untuk menutup eek itu?

Ya, sebagian besar dari kita hanya ingin berdamai dengan kemenangan dan kesenangan, lalu menutupi kesalahan dan kekalahan sebagai hal yang tabu untuk diungkap.

Aku? Aku berusaha sangat berkomunikasi dan meyakinkan diri sendiri, jika apapun hal itu berdamailah, temukanlah kedamaian, sulit memang, tapi itulah hidup. 

Kita tidak bisa senantiasa tertawa, terbahak, pasti ada masa kita terantuk, terjatuh, dan bisa jadi menangis. 

Lalu saat itu terjadi, apakah kau tidak ingin mengurai dan mencari maknanya? Aku tidak, aku ingin mengenalinya lebih jauh, menjadikannya sahabat untuk bercengkrama. 

Senang boleh datang, kusambut ceria, tapi saat narasi sedih datang, aku pun ingin memberi sambutan yang sama. 

Itulah, mungkin aku masih mau menulis tentang itu, tentang pasang surut kehidupan, tentang caraku lebih mengenal dan menstukturkan lebih jelas tentang apa yang aku lihat, aku pikirkan, dan aku rasakan. 

Itu saja. 

Bogor, 

18 Oktober 2020 

09:40 WIB

Komentar

Postingan populer dari blog ini

CHAPTER 345: BADAI TRAUMATIS DI BULAN MARET - APRIL 2024

CHAPTER 349: CUKUP, SAYA BERHENTI!

CHAPTER 48: BANGSAT!