CHAPTER 73: BELAJAR SEMANGAT USAHA DARI SULTAN KANG MAS BOY



Sudah beberapa hari terakhir, aku ingin menulis hal ini, karena mungkin juga bisa dapat menjadi inspirasi bagi kalangan proletar semenjana lainnya sepertiku untuk dapat bangkit dari setiap keterpurukan dan kembali berusaha sebaik-baiknya. 

Mari dimulai dari awalnya...

Aku mengenal Sultan Kang Mas Boy sekitar 19 tahun silam. Meski dia sekitar 7 bulan lebih muda dariku, tapi di tempat kerja kami dulu yang mirip kantor The Daily Bugle itu, ia lebih dulu masuk. 

Dari awal mengenalnya sampai saat sekarang ini adalah energi Sultan Kang Mas Boy yang selalu energik, dan acap kali piawai mencari celah usaha lalu mengkonversinya menjadi bisnis yang nyata, lalu saja berujung pada tambahan pundi-pundi alias pemasukan. 

"Hidup itu harus gape cari kangtaw, Der. Kita harus belajar dari orang Cina, tuhan itu adalah uang," katanya beberapa hari lalu, waktu aku mengantarkan pesanan kulinernya dari Dapur Bu Yon; 1 ekor ayam goreng Kremezzzzzzz dan 3 paket nasi bakar ayam suwir. 

Saat sampai aku sampai ke rumahnya, aku semakin yakin, jika Sultan Kang Mas Boy telah membangun alurnya sebagai sosok atau figur yang gape berusaha sejak lama, mungkin sejak kecil malah dia memang sudah pas jadi pedagang. 

Mobilnya tiga, meski masuk kategori mobil lawas, namun nampak sehat dan terawat. Sebuah Kijang Innova generasi awal yang katanya ditebusnya di kisaran Rp 72 juta (namun kini sudah menggunakan velg OZ Racing), sebuah Jimny SJ410 berkelir biru dengan winch dan tongkrongan yang menunjukkan jika ia suka diajak main off-road oleh empunya, serta sebuah sedan Volvo tua yang Sultan Kang Mas Boy parkir di dekat pos sekuriti cluster perumahannya. 

Tepat di depan rumah, ups, maksudnya di depan rumahnya, terdapat beberapa sepeda yang tengah ia rakit dan rapihkan, beberapa tanaman hias siap jual, dan beberapa motor yang siap "didaur ulang" dengan kreativitas Sultan Kang Mas Boy, lalu siap dikonversi jadi keuntungan rupiah. 

Harus diakui jiwa bisnis Sultan Kang Mas Boy, dalam pandanganku sebagai kategori kalangan cluster proletar semenjana, sangat tinggi dan pantang menyerah bagai api olimpiade yang tidak kunjung padam. 

Ada satu tanaman dengan daun-daun panjang sudah diikat rafia, "Ini mo diambil orang, sudah ditawar sejuta setengah."

"Nah, kalau motor-motor ini lagi gw bangun. Yang lalu gw baru dapat motor dari Jawa, gw tebus satu setengah juta (rupiah), gw bangun dan cat ulang habis satu koma empat (rupiah), dan sudah laku dibeli orang Depok Rp 5,5 juta, lumayanlah. Gw juga sekarang jualan sendal dan jadi biro jasa pengurusan STNK baik pribadi maupun perusahaan, Der."

Di garasinya yang muat dua mobil (terpakir Kijang Innova lawas dan Jimny SJ410nya), juga masih terparkir beberapa bahan motor dan sepeda. 

Aku pikir, Sultan Kang Mas Boy adalah salah satu kawan baikku yang paling bagus dijadikan contoh untuk piawai menangkap celah usaha, dan mengkonversinya menjadi bisnis yang nyata serta menghasilkan tambahan pundi-pundi. 

Sultan Kang Mas Boy pun enak diajak berkawan sekalian menjadi mentor untuk menjalankan usaha, karena dia tidak sungkan untuk berbagi ilmu dan wawasan. "Gw juga buat beberapa kanal YouTube, Der. Isinya ada soal makan, otomotif, sepeda, tanaman, dan hal-hal lain kesukaan gw."

Apiknya karena kanal-kanal YouTube dan IG-TV yang ia buat disponsori oleh salah satu brand terbesar di dunia pengasapan paru-paru di negeri ini. "Tapi banyak usaha gw justru gw jarang pasarin langsung ke kawan-kawan gw, Der. Gw masih gak pede," jelas Sultan Kang Mas Boy. 

Saat saya dan Keanu mau pamit ulang, karena Sultan Kang Mas Boy mau syuting sama timnya, Keanu masih sempat diberi oleh-oleh dua mainan Hot Wheels yang masih terbungkus rapi di dus kecilnya yang khas. 

Sultan Kang Mas Boy mengambilnya dari sebuah kardus yang berukuran cukup besar, tempat ia banyak menyimpan koleksi Hot Wheels-nya. 

"Banyak yah mainan mobil-mobilan om Boy, ayah, masih dibungkus lagi," kata Keanu di atas motor dalam perjalanan kami pulang.

"Iya, nak. Itu kayaknya salah satu bisnis om Boy juga. Untuk beberapa item yang sudah mulai rare atau langka, harga satu Hot Wheels itu bisa naik berkali-kali lipat dari harga aslinya," timbalku.

"Hebat yah om Boy, ayah?" kata Keanu.

"Iya, nak. Hebat, om Boy memang jago banget usaha."

Ya, sebagai penutup narasi kelas secangkir kopi kali ini, saya membuat sebuah konklusi tentang kawan baikku Sultan Kang Mas Boy, jika setiap jalan hidup itu harus terus rajin diasah. Kehidupan bisa saja naik dan turun hasilnya, tapi kepiawaian tidak akan surut jika terus diasah, meski mungkin terkadang hasilnya tidak sesuai harapan, tapi jangan surut, gaspol terus.

Hidup itu (harus gape kejar) kangtaw, Der. 

Siap, Sultan. Terima kasih pembelajarannya kemaren, elu memang pas dijadikan panutan usaha. Tetap sehat dan bergembira hati teroooossss yak. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

CHAPTER 345: BADAI TRAUMATIS DI BULAN MARET - APRIL 2024

CHAPTER 349: CUKUP, SAYA BERHENTI!

CHAPTER 48: BANGSAT!