CHAPTER 77: MENCEKAMNYA KEKUATAN DISRUPSI (NIKON PAMIT DARI INDONESIA)



Akhir2 ini, saya semakin sering mendengar kalimat, "Setiap orang ada masanya, setiap masa ada orangnya."

Sebuah premis yang berkesan bijak, berlapang dada, namun di sisi lain seperti menjadi penyemangat untuk tidak luruh karena dampak perubahan. 

Ya, itulah kekuatan disrupsi yang saya pahami, meski hanya setakar kelas secangkir kopi. 



Generasi millenial dan post-millenial (serta generasi setelahnya), perubahan lanskap dunia usaha, stimulan aliran-aliran keyakinan dengan tren untuk terus melawan hegemoni (meski dengan titian tujuan yang tetap absurd untuk dilihat secara lugas dan jernih di mata awam), serta langkah-langkah yang kurang lazim bahkan bisa dikatakan sama sekali baru telah banyak mendobrak tatanan lama yang sudah sering kali menepuk dada dan mengumandangkan kalimat, "Saya/Kami selalu yang terbaik!", sayup-sayup makin tidak terdengar. 

Di lanskap terkini, tidak ada waktu lagi yang banyak dan panjang untuk mengakui itu, sekali saja melakukan itu atau apalagi jika dilakukan berulangkali, justru bisa memperbesar bumerang untuk meruntuhkan eksistensi setiap peneriaknya. Saat mereka terbangun, tantangan dan aturan skema permainan di lapangan sudah sama sekali berubah. 

Sayangnya karena sibuk beronani dan bernarsisme, jadi sempat abai memperhatikan jika konstelasi yang nyata dan ada telah berubah. 

Dia pun hanya bisa terbengong-bengong dan mengangkat koper, jika kekuatannya telah selesai hanya dalam waktu yang amat sejenak. 

Meski mundur ke belakang, semakin mundur, serta bisa jadi hilang dan tidak terdeteksi lagi oleh radar di arena permainan utama. 

Ya, sehebat itulah kekuatan disrupsi menggulungmu. Jadi kalau kekuatanmu masih terpaku pada otot, emosi sesaat, dan teriakan yang membahana, tunggulah sampai kekuatan disrupsi itu datang tepat ke depan wajahmu. 



Saat gema otot, emosi, dan teriakan disrupsi itu datang tepat satu senti di depan wajahmu, baru dirimu akan merasakan betapa berkali-kali lipat disrupsi itu mampu menghentakkan dan meluluhlantakkan kekuatanmu dalam sekejap. 

Ya, seperti Xiaomi yang kabarnya sudah punya pabrik untuk membuat 10 juta unit smartphone dalam setahun tanpa bantuan manusia. 

Ya, sebaiknya kita memang dapat meluangkan waktu untuk jeda dan mundur sejenak, bukan untuk menepuk dada jemawa lagi, tapi agar dapat melihat betapa mencekamnya kekuatan disrupsi itu dapat menghentakmu dalam sekejap. 

Dan ingatlah satu hal lagi, jika saat ini disrupsi tidak datang sendiri. Dia membawa tiga temannya dengan kekuatan yang juga sangat menakutkan, bernama; pagebluk covid-19, ancaman resesi, dan industri agitasi (informasi palsu) yang semakin menjulang serta menjanjikan. 

Kalau kata nenek-nenek zaman dulu, "Eling!"

Bogor, 22 Oktober 2020

05:47 WIB

Komentar

Postingan populer dari blog ini

CHAPTER 345: BADAI TRAUMATIS DI BULAN MARET - APRIL 2024

CHAPTER 349: CUKUP, SAYA BERHENTI!

CHAPTER 48: BANGSAT!