Postingan

Menampilkan postingan dari Maret, 2018

CHAPTER 28: HAL TEROMANTIS DI ERA 1990AN

Gambar
Setiap orang punya gambaran kisah romantis terbaik yang menginspirasi kehidupannya masing-masing. “Kalau kau siapa?” tanya Danu, sahabat baik Zolenk. “Tidak ada kisah seromantis tato “Winona Forever” di lengan Johnny Depp.” “Setuju, tapi kenapa menurutmu, hal itu romantis?” “Sederhana, itu tanda cinta terbaik dari bad boy terkeren ke cewek cantik ter-cool seantero jagat.” “ Wuih , hati-hati statement, bro. Bisa-bisa digugat teman-teman religius lho.” “Lha, ini kan pertanyaannya kisah teromantis yang menginspirasi, kan?! Nah, saya kan walaupun jelek, kusam dan hidup lagi, tapi kan juga bad boy, jadi wajar dong bad boy mengidolakan bad boy.” “Iya, iya, sudah, panjang lebar deh kalau sudah menjelaskan.” “Kalau kisah romantis kedua yang menginpirasi apa tuh?” kata Danu lagi. “Tato Superman di lengan Jon Bon Jovi.” “Kok bisa?” “Yah, keren aja, tato Superman di lengan vokalis super band yang paling menginspirasi.” “Dari tadi tato melulu

CHAPTER 27: GUGUR DENGAN CARA BERBEDA

Gambar
Pada akhirnya di ujung kehidupan, dirimu akan berdiri mempertanggungjawabkan setiap perbuatan yang telah dilakukan. Hadapilah dengan tegar dan senang hati, apapun itu, setiap insan telah berjuang sesuai perannya. - Tamalanrea KM. 10 (pertengahan 1990an) Hari masih pagi di terminal Petek-Petek di di belakang Baruga APP. Masih kurang dari jam enam pagi, tapi Aco preman sudah menjalankan tugasnya mengatur kedamaian di sana. Sementara warung nasi di ramsis masih beberes, ada sajian menu yang ditawarkan namun masih minim, tapi cukuplah buat sarapan para mahasiswa berperut keroncongan karena habis begadang nonton bareng Liga Champions di tivi 14-inci yang warnanya mulai pudar. Nanti jelang siang, baru seluruh menu makanan spektakuler siap dipilih. Pagi itu seperti biasa, semesta masih selalu memeluk Tamalanrea KM. 10. Ya, ini adalah negeri antah berantah, tempat dimana dongeng dan kidung kedamaian selalu berkumandang. Meski sesekali riuh juga kalau lagi musim ajaran

CHAPTER 26: ZOLENK, MUSIK DAN NADA

Gambar
Terlalu banyak hal yang bisa menjadi bahan pertengkaran dan kontroversi di ruang bumi manusia, tapi Zolenk percaya pilihan musik dan nada yang tepat bisa menentramkan hatimu dari amarah. Jika salah, memang bisa fatal pula karena bisa menjadi suluh yang semakin membarakan suasana. - Tamalanrea (di akhir 1990an): Sebagian kisah dimodifikasi supaya lebih seru “Berhentilah mendengarkan musik, mending dirimu mengaji,” kata Bije, teman kosan Zolenk yang memang terkenal religius. Zolenk masih tidak beranjak, dia masih duduk diam di kursi plastik warna hijau sambil melihat jalanan di depan kosan sana. “Hey, kau mendengarku tidak? Ah, sudahlah, susah memang kalau orang sesat diberitahu.” Bije pun meninggalkan Zolenk yang masih duduk diam. Sebagian penduduk kosan sudah beranjak meninggalkan areal kosan sekitar 40 – 50 kamar penyewaan itu. Ya, waktu sudah tidak lagi muda, sudah lewat jam sembilan pagi. Setengah sepuluan malah... “Woi, Zolenk. Kuliah kau, jangan

CHAPTER 25: LINDUNGI OTAK YANG ADA DI KAKI

Gambar
“Membacalah buku, biar dirimu pintar dan otakmu terpakai,” sudah beberapa kali petuah itu sampai ke telinga Zolenk. Entah dari teman, guru, adik kelas, bahkan penjual buku di pelataran Kopma. “Kalau tidak baca buku apa dampaknya?” tanya Zolenk. “Maka otakmu akan mandek di dengkul kayak udang,” kata kang Taufik, pedagang buku di depan kopma, yang juga merupakan salah satu kawan baiknya selama di Tamalanrea Km. 10. “Emang udang punya kaki?!” “Ah, sudah ah. Kebanyakan zat adiktif tuh di kepalamu jadi susah dikasih tahu,” kata kang Taufik sedikit gusar dan kembali menata dagangan buku-bukunya. Meski kemudian agak dicuekin, Zolenk belum menyerah diresponnya lagi kata-kata kang Taufik. “Aku tahu kok letak otakku.” “Jangan becanda ah, masih pagi nih, lagi gak mood ketawa pagi-pagi.” “ Yeh , beneran nih.” “Dimana memangnya?” “Di kaki.” “Tuh kan, becanda lagi. Mending kamu cepat pergi masuk kelas sana, biar bisa cepat selesai dan cari kerja.” “

CHAPTER 24: MENDEFINISIKAN STRATA CINTA DAN SEDERET KEGAGALAN

Gambar
Menggali cerita remaja Zolenk di era 1990an seperti menyelam untuk mencari titian awal berpijak dan menjadi awalan ujung benang dimana setiap cerita dimulai. Setelah ketemu langsung menyelam lagi lebih dalam untuk penggalian karakter dan penemuan item-item detail dari narasi kehidupannya. Cukup melelahkan saat membangunnya namun sekaligus menyenangkan, karena kemudian justru ditemukannya kejutan-kejutan lebih dalam yang selama ini malah belum pernah terpikirkan sama sekali misalnya mengapa sesuatu hal harus terjadi dan kenapa harus begitu... - Apa itu cinta? Buat Zolenk yang acap kali gagal akhirnya ditemukan jika cinta itu seperti rumah susun, ada tingkatannya. Saat SD lalu jeda di masa SMP lalu terjadi lagi di masa SMA adalah obsesi pada cewek cakep asal Surabaya, namanya Citra. Cakep dan pinter banget dengan level kategori “saking” alias saking cakep dan saking pinternya, Citra sudah kayak sosok Dewi Kwan Im yang welas asih. Menyukai Citra itu laksana jatuh