CHAPTER 105: MENUTUP TAHUN 2020


Bingung mo nulis apa buat menutup tahun ini, tadi sejak Subuh sudah bantu bini buat persiapan pesanan ke HQ Auto2000 Sunter. 

Mulai isi air di tempat masak yang gede banget sampe menuh2in kompor (gw gak tauk namanya apa, bini yang punya soalnya), terus ngangkat saat nampan nasi yang sudah nanak yang lumayan berat dan di bawahnya ada air mendidih (tapi hidup harus kuat, masak segitu doang nyerah), terus bakarin puluhan nasi buat menuhi target pesanan. 

Sekitar jam 9 kelar, terus mandi dan bergegas pergi. Jalanan lumayan lancar tadi, nyaris gak temuin kemacetan. 

Gw juga masih nimbang2 mau ngapain blog gw yang di wordpress di tahun 2021; dimatikan saja, dilupakan begitu saja, atau cukup diendapkan sekian waktu sampai ada keputusan yang lebih firm mau diapain...

Di luar sana, situasi sosial makin riuh, banyak hal-hal yang di luar kemampuan gw menalar terjadi, semakin bising, sampe gw pikir mungkin saatnya berhenti menyimak dan merespon suasana. 

Pada beberapa kawan, gw bilang nalar, mata hati, dan akal sehat mestinya harus terus diasah, namun reaksioner pada situasi pun ternyata malah bisa menimbulkan kerak - kerak di hati dan pikiran. 

Capek mikir berat, gw cuma lakukan cari SPBU Pertamina terdekat, sampe ketemu di sekitaran Tebet dapat SPBU Pertamina yang ada Pertalite subsidinya, lumayan hemat Rp 1.250/liter. 

Sebelumnya pun gw sempat jeda di Warung Coto Makassar di Senen, beli bungkusan coto dan jalangkote buat dimakan bareng-bareng sama bini dan anak-anak di rumah. 

Eh, ada juga dapat bonusan 10 kaleng susu Bear Brand dari Mbak Tantri 😊🙏🙏  pas drop pesanan nasi bakar ayam suwir dan telur pindang, sama paketan lainnya yang nasi bakar Ikan Teri Medan. Terima kasih, Mbak Tantri, anak-anak di rumah pun senang. Bini pun senang 😁👌

Di kawasan Pasar Minggu, hujan sedang turun, saya pun hanya memindahkan tas selempang kecil isi dompet, HP, dan power bank ke jok motor, selanjutnya melanjutkan perjalanan dengan hujan-hujanan tanpa jas hujan. 

Menurutku, hujan-hujanan di penghujung tahun ini justru rasanya syahdu. Sebuah momen kecil yang pas buat menghapus penat dan rasa lelah sepanjang tahun ini. 

Ajaib sih bisa melaluinya, tahun ini, di ujung banyak keputusaasaan, Tuhan beberapa kali mengirimkan solusi "save by the bell", ya, bukan hal besar, namun setidaknya kami bisa tetap melanjutkan kebutuhan hidup mendasar seperti bayar listrik, bayar internet, bayar biaya keamanan dkk (yang itemnya justru diperbanyak di saat situasi disrupsi, pegebluk, dan ancaman resesi, ajaiblah menurutku), dan biaya sekolah anak2 tetap dapat jalan buat beasiswa walaupun harus pindah donatur. 

Tidak ada yang tidak perlu disyukuri, meski banyak pahitnya, dan nyaris nyerah mau pulangin bini ke kampungnya saja, eh, malah dikasih kepercayaan tidak terduga ada calon bakal anak kelima yang kami (saya dan bini) sadari di September sudah sebulan di dalam perutnya.

Meski tertatih-tatih, alhamdulillah sampe tutup tahun ini saya pun masih adalah pekerjaan-pekerjaan kecil, sehingga harga diri sebagai lelaki bersuami dan beranak pinak masih bisa dijalankan, meski pemasukan tidak sebesar sebelum-sebelumnya. 

Bini pun mulai merenda mimpinya, membangun usaha kuliner dari rumah bernama Dapur Ibu Yon yang kira-kira disepakati berdiri pada 22 Juni 2020. 

Lewat Dapur Bu Yon, jumlah tambahan pemasukan pun lumayan, bahkan sebagian menjadi berkah pahala, karena beberapa pemesan meminta pesanannya dijadikan donasi kepada anak yatim dan kaum dhuafa. 

Ya tidak terasa, tahun 2020 ini segera berlalu. Aku tentu berharap di tahun 2021 mendatang, situasi ekonomi keluarga kecilku tercinta ini akan jauh lebih membaik, dengan level kebahagiaan, keakuran, dan kesehatan yang lebih baik. 

Semoga Semesta mengabulkannya, Aamiiin. 

Bogor, 31 Desember 2020

17:43 WIB


 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

CHAPTER 345: BADAI TRAUMATIS DI BULAN MARET - APRIL 2024

CHAPTER 349: CUKUP, SAYA BERHENTI!

CHAPTER 48: BANGSAT!