CHAPTER 304: KETAWA A LA INDONESIA DI ERA 1980AN: TERTAWALAH SEBELUM TERTAWA ITU DILARANG

 

Di era 1980an, dunia lawak di Indonesia bisa dibilang cuma ada dua nama yang paling mencuat yaitu Warkop DKI dan Jayakarta Group.

Meski demikian, tidak ada persaingan di antara keduanya. Warkop DKI lebih populer di bioskop jelang libur Lebaran dan libur sekolahan... cmiiaw.

Sementara Jayakarta Group lebih populer di layar kaca yang saat itu cuma ada TVRI dan di kaset. 

Sama halnya dengan grup band, posisi di grup lawak pun ada semacam "foreman". Di Warkop DKI, center of interest umumnya jatuh pada Dono. Lalu Kasino berperan untuk membuat situasi semakin lucu. Sementara Indro melengkapi formasi perang dua konconya itu, sehingga pesan lucu yang disampaikan sebagai satu rangkaian cerita menjadi utuh ke penonton.

Begitu pula di Jakarta Group, center of interest jatuh ke Jojon dengan kumis Charlie Caplin, celana yang sampai ke perut dan gombrang hingga ke daerah lutut. Uuk dan Esther biasanya bergantian menjadi supporting player entah sebagai perempuan atau pemeran pembantu lainnya. Sementara Cahyono umumnya lebih sebagai tokoh bijak yang jenaka mirip-mirip tokoh "Semar" di sebuah program di TVRI (kalau gak salah nama programnya "Aneka Ria Safari Nusantara").

Kesamaan lainnya adalah kedua grup lawak ini sukses mengocok perut rakyat Indonesia, dengan cara-cara cerdas dan jeli meliat peluang membangun cerita. Bukan apa-apa, mereka keduanya hidup di era Orde Baru yang penuh dengan skenario "subversi".

Dianggap salah sedikit bisa-bisa langsung "dijemput". Tidak heran jika di akhir film Warkop selalu ada closing statement, "Tertawalah sebelum tertawa itu dilarang."

Ya, Anda yang sempat merasakan sentuhan humor a la Warkop DKI dan Jayakarta Group sudah semestinya berterima kasih bahkan bisa memberikan apresiasi setinggi-tingginya.

Keduanya sukses membuat masyarakat negeri ini tertawa di tengah "keterbatasan". Agak berbeda dengan situasi sekarang yang banyak ketawa per kelompok lebih kecil dan kebablasan sambil bawa-bawa bendera yang beragam warna.

Dari kedua supergrup lawak di era 1980an itu kini hanya tersisa Indro Warkop. Sementara di Jayakarta Group, personil terakhir Cahyono baru saja "berpulang" pada Kamis 25 Mei 2017 lalu.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

CHAPTER 345: BADAI TRAUMATIS DI BULAN MARET - APRIL 2024

CHAPTER 349: CUKUP, SAYA BERHENTI!

CHAPTER 48: BANGSAT!