CHAPTER 231: MENYUSURI PUNCAK HAMBALANG DI MINGGU PAGI DI AWAL JUNI

 

si Little Wolverine di jembatan kawasan puncak BNPT - Citereup, sebelum Pintu Gerbang Desa Hambalang.[/caption]

jbkderry.com - Perjalanan bersepeda di Minggu pagi 7 Juni 2020, ada perasaan was-was yang lebih tinggi dibanding biasanya. Ya, ini lebih soal data teranyar soal kasus baru Covid-19 di tanah air yang pecah rekor pada Sabtu 6 Juni 2020.

Angka 993 kasus baru Covid-19 pada Sabtu 6 Juni 2020 merupakan kasus harian tertinggi di Indonesia sejauh ini.

Tentu ada perasaan ketar-ketir yang lebih tinggi soal itu, tapi perjalanan Minggu pagi harus tetap dijalankan, ini soal janji pada road captain komunitas goweser Kopi Ireng, juragan Kis, di hari Sabtu pagi 6 Juni 2020, sebelum pengumuman jumlah kasus baru Covid-19 di Indonesia.

[caption id="attachment_15495" align="aligncenter" width="525"] 15 anggota goweser Kopi Ireng yang ikut perjalanan Minggu pagi 7 Juni 2020 ke Bukit Hambalang.[/caption]

Ya, ini satu-satunya aktivitas warga di kawasan perumahan yang aku tertarik untuk ikuti bersama hingga kini, sepedaan.

Di perjalanan, banyak pesepeda lain yang kami papasan, bahkan ada yang kabarnya mau ke luar kota. "Mungkin pada mau sepedaan ke Bandung," kata seorang kawan di Kopi Ireng.

Banyak pula kawanan orang dari berbagai komunitas motor yang nampaknya akan melakukan perjalanan touring ke luar kota. Banyak pula di antara mereka tidak mengenakan masker di jalan, sebuah pemandangan yang miris, padahal kebijakan PSBB di Kabupaten Bogor telah diperpanjang oleh pemerintah setempat pada Jumat 5 Juni 2020.

[caption id="attachment_15497" align="aligncenter" width="525"] Road Captain, Juragan Kis, lagi memantau kesiapan para anggotanya.[/caption]

Saya sendiri berusaha  sebisa mungkin tetap ikuti protokol, termasuk pakai masker dan kacamata. Bahkan hingga tanjakan akhir kawasan militer di BNPT - Citereup , seorang bapak pesepeda lainnya berteriak, "Lepas maskernya, ngap di tanjakan pakai masker."

Tapi masker belum aku lepas, yakin masih bisa bernapas. Baru di tikungan terakhir menuju Pos 1 (warung pertama di pinggir jalan Bukit Hambalang), napas mulai berat dan terpaksa melorotkan masker hingga hanya menutupi bagian mulut. Berat dan ngap kalau tetap dipasang di hidung.

Ya, pandemi ini jujur memang mesti menggetarkan keberanian, karena resikonya kalau jadi carrier, potensinya bisa membahayakan keluarga tercinta di rumah, pasangan hidup dan anak-anak. Sebisa mungkin kita harus hindari potensi pandemi ini mampir ke keluarga kita masing-masing.

[caption id="attachment_15499" align="aligncenter" width="525"] istirahat di jembatan di puncak kawasan militer BNPT - Citereup, sebelum Pintu Gerbang Desa Hambalang (juragan Kis lagi jongkok).[/caption]

Kan gak ada lucunya sama sekali, kalau harus dijemput ambulans, dan memaksa di antara kita harus dikarantina di tengah situasi sosial ekonomi yang penuh tantangan berat seperti saat ini. Di luar sana, suasana sana sudah terlalu chaos, negeri makin bergejolak, para haina lagi pada menyerang berusaha merebut kekuasaan.

Kembali ke momen bersepeda kali ini, senang rasanya bisa ke Hambalang pagi ini.  Ada total 15 pesepeda yang ikut, dua pulang duluan memang. Satu karena ada janji berakhir pekan dengan anak-anaknya, satunya lagi karena mengaku tidak sanggup menaklukkan tanjakan Hambalang di pagi itu.

Sisanya sebagian besar mentok di pos 1, hanya enam sampai puncak; 3 anak muda usia belasan, dua orang bapak, dan satu orang edan yaitu founder media kelas secangkir kopi ini 😅🚴👌

Pulangnya, aku memutuskan menjadi sweeper, mengawal tiga kawan yang mulai kedodoran. Yah, cuaca mulai panas terik, karena kami pun berjalan turun saja jelang pukul 12 siang.

Seorang kawan baik yang mantan atlet nasional MMA sempat berujar, "Elu lagi belajar sabar, Der?"

Saya hanya tertawa, "Ya, rasanya memang tidak ingin melaju cepat saat ini, lebih ingin menatap para kawan yang menggenjot pedal sepedanya dari belakang. Ya, ini soal trah sejak kecil, menjadi anak bangku belakang yang abadi."

Kuylah gowes, olahraga biar tetap sehat dan meningkatkan imun di tengah pandemi.

[caption id="attachment_15500" align="aligncenter" width="525"] 
Pemandangan alam dari Puncak 1 Desa Hambalang, Minggu 7 Juni 2020.[/caption]

Komentar

Postingan populer dari blog ini

CHAPTER 345: BADAI TRAUMATIS DI BULAN MARET - APRIL 2024

CHAPTER 349: CUKUP, SAYA BERHENTI!

CHAPTER 48: BANGSAT!