CHAPTER 214: CATATAN KELAS SECANGKIR KOPI 19 NOVEMBER 2023

 

Di sosial media dalam 2 hari terakhir cukup diriuhkan dengan hasil pertarungan El Rumi dan Jefri Nichol.

Banyak netizen, termasuk ada tokoh intelektual yang meragukan kemenangan El Rumi.

Kalau lihat tayangan ulang, El Rumi memang pintar, kalkulatif, dan datang dengan strategi ritme yang lebih baik.

Jefri memang punya power yang kuat, dan cara berantem a la anak jalanan.

Tapi tinju ternyata butuh lagi dari itu. Kecerdasan intelektual dan emosi juga sangat berperan.

Ingat El Rumi, saya jadi ingat Kaoru Mitoma gelandang serang asal Jepang yang kini jadi andalan di Brighton & Hove Albion.

Ya, hidup memang butuh kecerdasan intelektual dan emosional yang baik. Apalagi saat-saat ini.

Baca artikel di situs Kompas pagi ini yang saya copas image-nya di bawah juga mengingatkan saya pada hal ini.

Lantas, memoriku mengantarkan kembali pada kisah tokoh yang dilakonkan Tom Hanks di Philadelphia, Forrest Gump, Cast Away, dan The Terminal.

Sampai di situ, selama 2-3 hari terakhir saya juga kembali diingatkan pada tokoh Doc Holiday yang diperankan dengan apik oleh Val Kilmer di Tombstone.

Lucky me, sudah terbiasa jadi introvert dari kanak-kanak. Jadi jalan sendiri pun sudah biasa. Namun lebih beruntung lagi karena Tuhan mengirimkan yonna dalam kehidupanku.

Padanya pernah kali sudah kubilang, "Suatu saat kalau aku sudah tidak kuat dan tidak produktif lagi, izinkan aku cuci kakimu dan kuminum airnya sebagai tanda permintaan maaf dan terima kasihku. Aku mau balik menghabiskan sisa waktuku di Makassar yang selalu kuanggap sebagai kampung halaman, meski sebenarnya aku sama sekali tidak berdarah sana."

Tapi yonna menahanku, "Enggaklah, kita harus selalu sama-sama. Susah senang sama-sama."

Ya, bersamanya aku sampai hari ini yakin inilah anugerah terbaik yang pernah Tuhan kirimkan padaku. Dan, anak-anak tentunya.

Sudah sebulan terakhir juga, sambil terus meningkatkan kemampuan pada bidang desain secara otodidak, selalu kutemani dengang track list Sheila On 7 di Spotify.

Dalam beberapa hari terakhir, saya juga disuguhi dengan wacana "spiritual awakening" di lini masaku. Kucoba cari tahu tentang hal itu lebih jauh di internet untuk menambah wawasan pribadi.

Dalam salah satu literasi tentang "spiritual awakening" disebutkan jika dalam kesendirian setiap individu harus mampu berbicara dan memotivasi dirinya sendiri, terus berusaha mencari jalan keluar baik sebagai perannya menjadi manusia dan juga sebagai mahluk ciptaan Tuhan untuk memastikan dirinya bisa semakin dekat di jalan-Nya.

Inilah yang membedakan antara "spiritual awakening" dengan depresi yang cenderung menyerah dan berputus asa diam saja, pasrah.

Mulai sedikit-sedikit memahami 'spritual awakening" ini menurutku bisa jadi sebuah pemahaman langkah yang lebih jauh dari Stoikisme.

Ya, dari penggalan-penggalan pertanda yang melintas ini kumasih coba perkaya pemahamanku menjalani sisa hidup, yang terkadang masih terasa mencekam dan menggetarkan meski sesaat saja lalu kuusir pergi.

Kadang dia masih datang, tapi biarkan saja yang penting tidak mendominasi.

Hidup memang lagi gak oke di banyak belahan. Genosida di Palestina tentu yang paling mengemuka saat ini, namun jangan lupakan 1,7 pelarian dari Afganistan di Pakistan dan juga imigran Rohingya di Aceh.

Di sini tahun depan juga sudah masuk tahun politik. Tapi entah kenapa saya menduga tidak sefrontal sebelum-sebelumnya pertarungan di bawah.

Ya, persatuan Prabowo dan Jokowi melalui Gibran, persatuan PKS dan PKB melalui Anies dan Muhaimin, lalu PDIP yang kabar terakhir mulai mau menjajaki komunikasi dengan AMIN karena merasa mengalami nasib yang sama soal alat peraga di jalan-jalan yang disita.

Ah, sudahlah. Sesulit, sebiasa, atau sesenang apapun Anda tengah menjalani hidup, ada baiknya memang jangan pernah merasa kesepian apalagi depresi.

Kata Ustaz Sonny Abi Kim, "Tugas kita sebagai manusia adalah terus berjalan, berusaha, dan memastikan jarak kita dengan Tuhan tidak pernah jauh."

Eh, sudah jam 7 pagi, saatnya antar 2 pemucil latihan silat dulu ☕

19 November 2023

Komentar

Postingan populer dari blog ini

CHAPTER 345: BADAI TRAUMATIS DI BULAN MARET - APRIL 2024

CHAPTER 349: CUKUP, SAYA BERHENTI!

CHAPTER 48: BANGSAT!