CHAPTER 192: WIRO SABLENG 212 DARI 3 SUDUT DAN FILM ANAK ZAMAN NOW

Jakarta - Kamis 30 Agustus 2018, founder jbkderry.com langsung meluncur di jam tayang pertama film Wiro Sableng 212 di Sinema XXI Cibinong City Mall, pukul 12:45 WIB.

Ya, ini adalah hari pertama tayang nasional film eksyen silat (dengan bumbu komedi) yang kabarnya menelan biaya produksi hingga Rp 40 miliar itu. 

Ada banyak banget alasan menonton film ini. Buat generasi X seperti founder jbkderry.com, kisah yang diadopsi dari serial legendaris karya mendiang Bastian Tito ini adalah masuk komik kategori wajib dikoleksi dan dibaca di zamannya.

Faktor berikut adalah banyaknya nama mentereng dibalik pembuatan film Wiro Sableng 212, baik atas nama perusahaan, sutradara, penulis skenario, hingga seuabrek bintang tenar.

Salah satu yang paling menggetarkan adalah digandengnya rumah produksi film super beken dari Hollywood, 20th Century Fox.

Sementara dari penyutradaraan ada nama besar Angga Dwimas Sasongko yang pernah menangani film Filosofi Kopi. Dari penulisan skenario ada nama babenye fotografer kondang Timur Angin, alias Seno Gumira Ajidarma. Lalu ada nama Tumpal Tampubolon yang pernah meraih Piala Citra untuk kategori Penulis Skenario Asli Terbaik.

Kalau soal pemain, hmm, pasti sudah banyak yang tahu ada putranya mendiang Bastion Tito sendiri (Vino G Bastian), Yayan Ruhiyan, Marsha Timothy, Dwi Sasono, Sherina Munaf, Restu Triandy (eh, maksudnya Andi /Rif), hingga mantan atlet cantik Aghniny Haque.

Kehadiran Fariz Alfarazi sebagai Bujang Gila Tapak Sakti juga dapat menambah kesan dinamis dan menghibur pada film.

Wiro Sableng 212: Dari 3 Sudut

Sudut 1: Narasi Cerita

Secara narasi cerita, dialog yang cukup panjang di setengah awal cerita berjalan ringan. Buat anak-anak zaman now yang males mikir berat pas nonton film, alur cerita filmnya terhitung ringan.

Catatan (mungkin) versi jbkderry.com adalah dialog antara Wiro Sableng dengan gurunya Sinto Gendeng sebelum pendekar kapak naga geni 212 turun gunung, masih nampak kurang dekat untuk dua orang yang sudah tinggal bersama selama 17 tahun.

Hal ini bukan berarti sebuah kelemahan, karena substansinya memang sebagai film eksyen silat dengan aroma komedi, bukan kategori film berat dan sarat makna.

Sudut 2: Sinematografi

Busyet, urusan soal ini keren banget, guys. Adegan latar bulan segede gambreng pada saat Mahesa Birawa dan pasukannya berada di atas bukit dan akan menyerang desa Jatiwalu, tempat Wiro kecil dan kedua orang tuanya menetap.

Setting kerajaan juga enak dilihat. Demikian pula dengan efek sinematografinya keren. Adegan perkelahian Wiro Sableng dan kawan-kawan dengan salah satu anak buah Mahesa Birawa yang bisa menduplikasi diri dan menghilang di wilayah perbukitan lumayan menarik.

Sudut 3: Musik

Hmm, sudut pandang satu ini yang menurut jbkderry.com paling berhasil untuk menghidupkan alur film berdurasi nyaris 2 jam ini.

Anak Zaman Now dan Nilai

Buat generasi X seperti founder jbkderry.com, film Wiro Sableng 212 bisa jadi media yang tepat untuk menghapus kerinduan sekaligus mengingatkan kembali pada masa muda ketika masih membaca komik silat karya mendiang Bastian Tito.

Sementara buat Generasi Y dan setelahnya, film ini juga terhitung renyah dan mudah dicerna. Adegan kekerasan dan pembunuhan juga tidak dilukiskan secara sadis dan keji.

Nilai? Untuk film yang menghibur dan menikmati kualitas kemajuan sinematografi Indonesia, film Wiro Sableng 212 patut diberi nilai 8 - 8,5. Asal jangan menggunakan kacamata ekspektasi film yang sarat makna dan pesan moral, ini bukan film yang tepat.

Ya, namanya juga filmnya muridnya wong gendeng, yah, pasti muridnya jadi ikut-ikutan sableng...

Awrait, demikian sementara, guys. Terima kasih sudah menyempatkan waktu mampir, guys. Jika punya pendapat lain soal film ini silakan tinggalkan komentar di bawah.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

CHAPTER 345: BADAI TRAUMATIS DI BULAN MARET - APRIL 2024

CHAPTER 349: CUKUP, SAYA BERHENTI!

CHAPTER 48: BANGSAT!