CHAPTER 202: BAHAGIA ITU BERNAMA KEANU

 keanu

Ada banyak hal yang dapat membuat setiap manusia bisa menemukan kebahagiaan, bahkan dengan cara sederhana.

Buat warga di alam pedesaan yang masih serba hijau, bahagia mungkin cukup dengan membuka jendela rumah di pagi hari dan bisa merasakan semilir angin sejuk menerpa wajah. Buat para petualangan, bahagia itu mungkin ketika bertemu dengan kenalan baru dan suasana yang belum pernah dirasakan sebelumnya.

Bahagia yang sederhana juga baru saja aku lalui. Sumbernya dari anak laki-laki berusia dua tahun. Siang ini, anak itu memulai salah satu kebiasaan usilnya, berbaring di bawah kursi kerja ayahnya. Ayah anak itu berprofesi sebagai seorang penulis dan laptop sudah menjadi kebiasaan akut yang terbuka di depan mata, setiap hari.

Seperti biasa meski dalam posisi terbaring, anak laki-laki itu masih bisa berbicara dan bergerak dengan gesitnya. Hingga sekitar dua menit ke depan, suara dan gerak di bawah kursi berubah menjadi hening.

Rupanya ia sudah tertidur pulas di atas ubin. Sempat terlintas ingin memotret momen unik itu, tapi kuurungkan.Tidak tega membuatnya jadi bahan lelucon, terlebih jika mengingat ekspresi khasnya senantiasa terbayang di pelupuk mata. Suara kecilnya yang menyerukan mantra ajaib senantiasa mampu mengundang senyum di perjalanan. "Ayah, ayah, ayah,” katanya tiga kali kalau menyambut ayahnya pulang kerja.

Kuangkat anak kecil yang tertidur itu menuju kamar, sambil menyalakan perangkat pendingin udara dan menyelimutinya. Bahagia melihat berkah berukuran kecil yang satu ini. Anak kecil itu bernama Keanu, lengkapnya Raihan Keanu Ayman atau kira-kira berarti karunia dari Surga yang senantiasa dihembuskan keberuntungan.

Ia menjadi pengulangan paradigma klasik, jika si bungsu selalu menjadi magnet perindu paling kuat. Ia memang pantas dirindukan untuk segera bergegas pulang ketika pergi. Melihatnya mengumbar keceriaan yang renyah dengan postur anak-anaknya yang mungil.

Jangan bayangkan Keanu sebagai anak laki-laki yang manis. Ia memang terlahir dari pasangan ayah dan bunda yang betta' (istilah dalam bahasa Bugis, artinya bisa cari sendiri:d). Keanu adalah raja usil kelas wahid. Kakak perempuan dan kakak laki-laki kerap jadi korban keusilan. Ada rasa senang di air muka Keanu, jika berhasil mengusuli orang lain. Kerap, sambil lari dan tertawa-tawa dia berusaha menghindar dari kejaran kakaknya yang marah.

Beberapa waktu lalu, Keanu sempat hilang di sebuah pusat perbelanjaan. Ayah, bunda dan kedua kakaknya dibuat panik. Rasa bersalah menghinggapiku, sangat. Hanya karena ingin melihat sepatu sport yang tengah diskon sampai harus kehilangan anak. Sekejap dunia terasa hening, dengung yang mengganggu seakan tergiang di telinga, dan aliran darah pun langsung terasa luruh.

Terlintas langsung inisiatif ke pusat informasi, dan ternyata belum ada laporan tentang anak hilang. Hilangkah anak itu? Bayangan Keanu diambil orang terbayang di benak. Anakku hilang. Ya Allah, semoga hal ini tidak terjadi.

Sekitar 10 menit berlalu, aku kembali ke pusat informasi. Pada saat yang bersamaan, ada seorang petugas gedung yang nampak membawa anak kecil mengarah ke tempat yang sama. Di dekapannya ada anak laki-laki dengan parasnya yang selalu lucu dan usil itu. Seketika rasa syukur mengemuka. Kuucap terima kasih pada petugas tersebut dan segera berlalu sambil mendekapnya erat.

Anak laki-laki dua tahun itu kini semakin banyak berbicara. Kosakatanya makin banyak, termasuk salah satu kosa kata khas ayahnya di jalanan kala marah, anj**k. Kata yang selalu membuat bundanya mengajukan protes soal pendidikan bahasa yang tidak baik.

Hahahaha... anak laki-laki dua tahun sudah menjadi dinamika kebahagianku. Sekeping doa pun selalu berkumandang, semoga bisa mendampinginya sebagai ayah, sahabat dan kawan yang baik, hingga dia siap menghadapi dunianya kelak, sendiri. Sebagai generasi pelanjut Trah lelaki Bugis.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

CHAPTER 345: BADAI TRAUMATIS DI BULAN MARET - APRIL 2024

CHAPTER 349: CUKUP, SAYA BERHENTI!

CHAPTER 48: BANGSAT!