CHAPTER 204: TIDAK ADA KUE ULANG TAHUN PUTRAKU

 P_20151026_183725

Hari ini Senin 26 Oktober 2015, aku kembali melakukan pengkhianatan sebagai seorang ayah. Di hari ulang tahun ke-4 Muhammad Arasy Akiyory tidak ada kue ulang tahun untuknya. Tradisi pun kembali terlanggar hari ini.

Di waktu pagi, bundanya sudah bilang, “Ayah, pakai duit modal jualan gak untuk buat kue ulang tahun Rasy?”

Di antara waktu itu pun, Ibu dan adik perempuanku juga bertanya apakah ada perayaan ulang tahun untuk Rasy. Jawabannya sama dariku, “Tidak ada.”

Aku merasa perayaan ulang tahun itu tidak ada gunanya. Di hari ulang tahun Rasy ke-4, aku hanya mampir ke mini market di depan kompleks perumahan, selepas pulang kerja. Satu pak es krim cone berukuran kecil seharga Rp 29 ribu menjadi kado ulang tahunnya dari sang ayah.

Sebagai seorang ayah, aku sebenarnya tidaklah merasa pelit. Rasy aku asuransikan pendidikan di Prudential sejak dini. Dia juga kini bersekolah playgroup di sekolah alam yang biayanya tidaklah murah. Biaya SPP Rasy per bulan setara dengan biaya SPP kuliahku per semester dulu. Rasy pun masih dua kali seminggu terapi wicara dan fokus. Meski hanya sekitar 55 menit per pertemuan, biaya perminggunya setara dengan biaya SPP sekolah Rasy per bulan.

Di awal Oktober lalu, aku juga sempat membelikannya sebuah tablet supaya ia tidak terus berebutan tablet kakaknya, atau smartphone bundanya.

Jadi sebagai ayah aku tidak pelit, kan? Terlebih sebagai seorang ayah, aku hanyalah seorang komuter biasa yang berprofesi sebagai jurnalis bidang otomotif, penulis dan media planner, serta freelance sales asuransi kendaraan roda empat.

Kembali ke topik pembicaraan, Rasy. Anak gantengku yang kata bundanya pantes pakai Mercedes-Benz, waktu lahir super besar 4,2 kg lewat persalinan normal. Rasy juga merupakan anakku yang paling lama bertemu. Kami baru bertemu setelah dua hari setelah ia lahir di Ciamis.

Serius, meski speech delay, Rasy memang ganteng. Aku menjulukinya dengan beberapa nama keren, di antaranya “My little scorpion rabbit” atau “My little Dominic Toretto”. Di antara kakak perempuan dan adik laki-laki, Rasy yang paling cool. Meski demikian kalau sudah nangis persis seperti jaman ia masih bayi, bentuk mulutnya menyerupai ikon sedih di layanan jejaring sosial.

Secara menyeluruh, pertumbuhan Rasy masih selalu membuatku takjub dan terkesima. Bisa-bisanya dari ayah yang hitam jelek bisa punya keturunan yang ganteng dan putih. Tapi itulah keajaiban Tuhan. Tidak heran sampai sekarang, aku terus menganggap Rasy serta kakak dan adiknya adalah mukjizat dari Tuhan. Anak-anakku yang cantik dan ganteng-ganteng. Ups, salah, Keanu si bungsu tidak menganggap dirinya ganteng, tapi keren.

Di hari ulang tahunnya ini, Rasy masih seperti alarm buatku untuk lebih mensyukuri hidup, menjadi gambaran pertanda ingin menjadi ayah seperti apa aku ke depan. Terima kasih, Rasy. Semoga Allah SWT senantiasa menerangi jalan hidup dan mimpi-mimpimu, Nak.

Love you always, my son.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

CHAPTER 345: BADAI TRAUMATIS DI BULAN MARET - APRIL 2024

CHAPTER 349: CUKUP, SAYA BERHENTI!

CHAPTER 48: BANGSAT!