CHAPTER 193: RESENSI FILM WARKOP DKI REBORN: JANGKRIK BOSS PART 1

-

 p_20160911_142733

Minggu, 11 September 2016, saya bersama istri menyempatkan diri menonton film Warkop DKI Reborn: Jangkrik Boss part 1 di sinema 21, Tasikmalaya.

Antrian tiketnya jangan tanya, tiga baris dan panjang membentuk huruf “U”. Niat awal yang ingin nonton di jam satuan, molor sampai setengah tiga sore.

Kesan pertama nonton film ini banyak buanget iklan di awalnya, sudah kayak nonton sinetron di tipi.

Alur cerita film besutan sutradara Anggy Umbara ini mengingatkan saya pada filmnya yang lain, Comic 8: Casino Kings part 1, khususnya di bagian ending yang gantung dan nanggung.

Buat yang rindu dengan akting legendaris (alm) Dono, (alm) Kasino dan Indro bolehlah agak terlepaskan. Akting Abimana Aryasatya paling bagus menurut saya. Mimik, ekspresi  dan gaya bertutur Abimana paling nyaris mendekati Dono dibanding dua rekannya Vino G Bastian dan Tora Sudiro.

Akting Vino G Bastian sebagai Kasino pun masih patut mendapat acungan jempol. Putra bungsu dari Bastian Tito (penulis legendaris kisah silat Wiro Sableng) ini juga mampu mengembalikan “ruh” Kasino untuk menghibur para penggemar sejati Warkop DKI seperti saya dan istri.

“Abimana sih yang paling mirip Dono yah, cuma lebih ganteng saja,” kata istri saya tersipu.

Yang parah menurut saya gagal justru Tora yang berperan sebagai Indro. Ekspresi khas wajah Indro yang suka keki dan nyegir sama sekali tidak terlihat pada akting Tora. Beruntung ada Indro beneran yang berperan sebagai bayang-bayangnya, jadi penonton bisa tahu kalau Tora berakting sebagai Indro.

Dialek Batak versi Tora pun, IMHO, jauh dari dialek Batak versi Indro beneran dulu.

Loncatan-loncatan adegan gaya film-film Warkop DKI dulu juga berbeda dengan loncatan-loncatan adegan film Warkop DKI Reborn: Jangkrik Boss part 1 versi Anggy Umbara. Melihat ending film ini saya seperti melihat kesan kuat film Comic 8: Casino Kings part 1 yang di “Warkop DKI”, khan…

Saya pribadi sih berharap kelanjutan film ini tidak segaring film lanjutan Comic 8: Casino Kings part 2. Mungkin sih lucu buat generasi sekarang kalau dibuat seperti itu, tapi buat penikmat Warkop DKI seperti saya, alur cerita itu seperti kehilangan “ruh” Warkop DKI a la Dono, Kasino, Indro yang sebenarnya…

Ciamis, 12 September 2016

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

CHAPTER 345: BADAI TRAUMATIS DI BULAN MARET - APRIL 2024

-
Gambar
Seingatku, aku belum pernah melewati fase kehidupan setraumatis di bulan Maret dan April 2024. Saking, traumanya, aku sangat ingin segera pergi secepatnya dan berharap bergegas mengenang momen ini sebagai penggalan hidup di masa lalu.  Sepekan terakhir di akhir April hingga awal Mei 2024, beberapa kali aku menangis tersedu-sedu seorang diri, sembari berbicara pada Tuhan, "Mohon, Tuhanku, keluarkan aku segera dari sini. Aku ingin nanti ketika melintasi jalur KRL antara stasiun Pasar Minggu Baru dan Pasar Minggu itu, aku akan berujar, aku pernah selalu memulai perjalanan kesia-siaan itu dari situ. Sebuah kerja keras dan waktu yang terbuang untuk hal yang hampa, nyaris tidak ada yang bisa dibawa pulang dalam tiga pekan terakhir berada di sana." Diiyakan oleh biniku, bahkan ketika dia hampir meninggal waktu melahirkan Wyatt, atau ketika aku tidak memiliki kerjaan di momen pandemi corona, aku tidak menangis dan tetap tegar menjalani hidup.  Tapi, tidak demikian dengan badai dahsya
Baca selengkapnya

CHAPTER 349: CUKUP, SAYA BERHENTI!

-
Gambar
Menjalani keputusan menjadi driver BlueBird di awal Maret hingga pekan pertama Mei 2024, adalah keputusan pekerjaan yang tersulit bagi saya di sepanjang hidup, sejauh ini.  Ya, hanya ada beberapa fakta yang melandasinya, dan meski hanya beberapa fakta, namun itu sangat berat dihadapi.  Pertama, pertama kali dalam hidup kena penyakit ambeien stadium 4. Saya sempat berpikir ini tidak akan pernah bisa sembuh, dan akan menetap seumur hidup kecuali dioperasi pengangkatan. Penyebabnya, mungkin karena banyak faktor. Di antaranya tetap menjalankan intermittent fasting di bulan Ramadhan ini, kurang istirahat, kurang minum air putih, kurang makan makanan berserat. Kurang duit, itu juga hehehe... Kedua, aku kehilangan anak di kandungan biniku. Yang ini aku putuskan dengan sadar. Keadaan ekonomi yang tengah sangat terpuruk, ditambah usiaku yang semakin menua, sudah cukup menjadi landasan keputusan untuk tidak menghadirkan anakda di bumi ini. Kasihan dia, kasihan kami juga sebagai orang tua, kasiha
Baca selengkapnya

CHAPTER 48: BANGSAT!

-
Gambar
"Woi, bangun, bangun, bangsat!" tiba-tiba suara menggelegar itu tergiang keras di telinga sampai ke pusat otak.  "Kamu siapa?" tanyaku.  "Gw ruh di dalam diri elu, bangsat! Ngapain elu terpuruk di sini, pake acara lemes pula?!" katanya lagi.  "Gw capek, boss, lelah dan kehilangan arah," timpalku.  "Eh, bangsat, elu gak dihadirkan di sini bukan dengan takdir seperti itu, bangsat. Berhenti merasa terpuruk, apalagi pakai acara lemes dan menangis. Najis tauk! Bahkan emak elu sendiri gak sudi menyeka air matamu. Berhentilah bersedih dan kehilangan arah, bangkitlah kembali sesuai takdir dirimu ada di sini," kata suara yang mengaku ruh itu lagi.  "Lalu mesti ngapain gw, bos?" tanyaku lagi.  "Pokoknya elu harus bergerak, bangsat. Elu punya bini dan anak-anak yang jadi tanggung jawab elu, siapa suruh elu terlalu rajin berbuat dan membuahi istri elu!" "Bergerak ngapain dan ke mana, bos?" tanyaku lagi.  "Tidak ja
Baca selengkapnya