CHAPTER 205: SSEPENGGAL CERITA TENTANG DUA HARI

Tidak ada kerja baik yang sia-sia, Tuhan Maha Melihat, Maha Mengetahui, Maha Memutuskan 

Tidak ada kerja baik yang sia-sia, Tuhan Maha Melihat, Maha Mengetahui, Maha Memutuskan

Sudah lama ayah ingin menulis supaya kelihatan seolah –olah seperti ayah bijak di cerita klasik, meski tentu ayah bukan.

Duduklah mendekat, anak - anakku. Ayah ingin bercerita  tentang perjalanan dua hari terakhir, hari ini dan kemarin.

Tidak jauh memang rutenya dari rumah kita, tetapi ayah bersama bunda serta abang Rasy dan Keanu sibuk bermotor wira-wiri, tanpa kakak Oka.

Hari ini adalah perjuangan kita seperti biasa merealisasikan mimpi kakak Oka, dan juga bunda. Tentang upaya membuat hunian yang lebih nyaman dan lega. Melihat kalian bisa senang dan tertawa, ayah turut senang dan bergembira bisa melaksanakan tanggung jawab.

Buat ayah, mimpi kalian tidaklah kecil dan sederhana, namun tidak jugalah megah. Ini tentang cerita biasa dan bukan itu juga soalnya. Cerita dua hari ini ini lebih tepat disebut sebagai potret menjalankan amanah kehidupan.

Sedari pagi, kami berempat naik skutik 125cc yang telah berusia lima tahun. Masuk dan keluar ke beberapa toko penjual keramik, cat, semen, besi dan kawan-kawannya. Tujuannya sederhana, mencari harga termurah dengan kualitas terbagus. Satu sama lain bunda bandingkan, ayah hanya menemani. Untuk urusan ini ayah ikut saja, khawatir bunda malah sewot kalau ayah ikut berkomentar.

Sedari pagi, kami pergi hingga sore menjelang. Sejenak ayah sengaja memilih jeda dari rutinitas untuk menemani bundamu. Kasihan juga dia kalau jalan sendiri. Ayah khawatir nanti dia menangis sedih, atau lebih khawatir lagi kalau dia diganggu orang, hahahaha… Ya, ayah terlanjur menyanyangi bunda kalian.

Ada beberapa toko yang kami singgahi tidak menjawab pertanyaan bunda. Sebuah bentuk respon yang cukup menjengkelkan. Taruhlah, bunda kelihatan membanding-bandingkan harga, tapi bukankah pembeli itu adalah raja yang harus dilayani. “Hmm, mungkin sang pemilik toko teramat sibuk untuk melayani setiap pembeli,” ayah coba menghibur diri dalam hati.

Cuaca di daerah pinggiran ibukota negeri akhir-akhir ini ekstrim, kadang panasnya sangat terik lalu tiba-tiba disambung hujan lebat. Tentang kisah dua hari terakhir ini, cuaca lebih mengarah ke terik yang amat sangat. Abang Rasy jadi kelihatan semakin keling, padahal waktu lahir dia putih banget. Ia pun seperti biasa datar saja ekspresinya menikmati perjalanan.

Sementara Keanu alhamdulillah tetap lincah dan cerewet sepanjang perjalanan. Usilnya pun kerap timbul. Itu pertanda si bungsu dalam kondisi sehat, dan kami selaku orang tua harus bersyukur walaupun pontang-panting mengimbangi energinya.

Dua hari ini, alhamdulillah, kita dapat yang diupayakan. Tidak mudah, tapi itulah esensi perjuangan hidup. Semalam bahkan ayah menemani bunda pergi berdua bermotor dan bercelana pendek. Tidak pentinglah diceritakan detailnya, tapi tidak lepas dari upaya membayar tagihan beban besok pagi.

Untuk hal ini, ayah tiba-tiba ingat dialog Bruce Wayne versi Ben Affleck. Dia berkata pada Alfred, “Orang tuaku mengajarkan hidup itu harus dipaksakan untuk menang.”

Dia juga berkata, “Aku terlahir dari keluarga pemburu.”

Kisah kita memang bukan kisah superhero garapan DC Comics, tapi esensinya hampir sama. Hidup harus dikejar, jangan manja.

Saat ayah kembali untuk melanjutkan kisah dua hari ini, tetaplah menjadi cerita yang biasa saja untuk dibawa keluar. Tapi tidak buat kalian ketiga anakku.

Buat kalian bertiga yang menjadi buah hati ayah dan bunda, kisah dua hari ini menyelipkan pesan jika dalam hidup kalian ke depan nanti jangan pernah kehilangan kepercayaan, jangan pernah kehilangan semangat juang, jangan pernah mudah putus asa, jangan pernah tinggalkan ibadah wajib dan tetaplah selalu berdoa.

Setiap hidup punya cerita, dan hari ini ayah seperti yang telah diutarakan di atas, ayah hanya ingin berbagi cerita layaknya kisah klasik tentang ayah yang bijak, meski ayah tentu bukan…

Now, let’s get back to rock and roll life, our life…

Bogor, 29 Maret 2016

Komentar

Postingan populer dari blog ini

CHAPTER 345: BADAI TRAUMATIS DI BULAN MARET - APRIL 2024

CHAPTER 349: CUKUP, SAYA BERHENTI!

CHAPTER 48: BANGSAT!