CHAPTER 140: NO PAIN NO GAIN (MENGANDUNG UNSUR PAKSAAN)



Saya sulit melupakan kata-kata seorang kawan baik saat kami masih berada di Tamalanrea KM. 10 - Makassar.

Katanya, "Orang-orang seperti kita harus berani melakukan langkah-langkah lateral untuk dapat sukses, Der."

Kata-kata kawanku itu masih suka tergiang sampai sekarang, dan pada beberapa hal yang kuanggap krusial masih biasa kuterapkan. Ya, memang tidak se-gaspol zaman dulu, zaman aku masih muda dan berapi-api. 

Ya, kusadar aku harus sudah bisa menjaga tempo, tidak bisa lagi se-ngoyo zaman masih muda dulu. Takutnya maksa, gak dapat hasil malah jatuhnya sakit pikiran dan fisik. 

Buatku kata-kata "berjuang lateral" itu memiliki makna yang secara garis besar sama dengan idiom No Pain No Gain, alias kalau mau sesuatu yang luar biasa ya harus dibarengi dengan effort atau upaya yang keras. 

Sederhananya, harus memaksimalkan seluruh potensi, biar mimpi yang diangankan bisa terbumikan di hidup kita, ataupun kalau gagal sekalipun puas karena sudah berjuang maksimal. 

Seperti kata mendiang W.S. Rendra, "...Perjuangan adalah pelaksanaan kata-kata."

Kini, aku memang harus berakselerasi dari awal lagi, setelah kalah di pertempuran hidup pada enam bulan terakhir. Nyesek pasti iya, tapi toh hidup harus terus berlanjut. Ketimbang duduk bengong nambah volume stress dan galau, yah daku pilih lakukan apa saja yang kira-kira aku bisa. 

Kemarin (Sabtu 10 April 2021) coba ngoprek Tik-Tok di akun @derry.journey. Ya, lumayanlah, sudah ada dua konten yang sudah aku buat. Tinggal konsistensi yang harus dijaga, siapa tahu bisa berbuah hasil, tapi terpenting berbuat saja dulu. Paling enggak masih berusaha maju dan gak ngaku kalah sama hidup. 

Kelak, di waktu ke depan memang semestinya akan terus menjadi misteri, hanya Semesta yang mengetahui dan mengaturnya secara pasti. Bisa jadi ending-nya memang tidak sesuai harapan, mungkin juga berisi nestapa atau kesedihan, tapi satu hal yang pasti menjadi pembeda apakah kita termasuk orang yang menyerah bertarung melawan dan berupaya mengubah nasih, ataukah kita termasuk orang yang terbiasa bangun dan bangkit dari setiap kekalahan, lalu kembali mengangkat pedang untuk bertarung melawan hidup sekali lagi, dan sekali lagi tanpa henti, hingga lonceng pertanda akhir narasi kehidupan benar-benar berakhir...

Aku? Aku masih berusaha menjadi yang kedua. Kusukai jalan pedang, dan tekad memaksa hidup jika memang itu diperlukan hingga batas puncak energi, bahkan tak jarang menyentak batas kesadaran untuk menggapai dan membumikan level energi dan fokus yang belum pernah aku dapatkan dan pakai sebelumnya...

Itu saja dulu...

Bogor, 11 April 2021

16:07 WIB

Komentar

Postingan populer dari blog ini

CHAPTER 345: BADAI TRAUMATIS DI BULAN MARET - APRIL 2024

CHAPTER 349: CUKUP, SAYA BERHENTI!

CHAPTER 48: BANGSAT!