CHAPTER 136: PENGALAMAN BERHARGA



Berada di dalam turbulensi dengan level kepercayaan yang semakin rendah, dan level kewaspadaan yang semakin tinggi. Semakin ke sini, aku semakin tahu aku berada di ruang yang menuntutku untuk semakin waspada dan mawas diri. 

Hari ini Rabu 7 April 2021, aku biarkan memoriku menari-nari menjala hal-hal yang telah lalu. Berat memang, perjalanan 6 bulan terakhir ini (sejak 13 November 2020) menguras banyak hal dan emosi, aku beberapa kali marah dan menangis selama perjalanan. 

Sungguh perjalanan yang tidak mudah, tapi hidup adalah soal keberanian untuk memilih, termasuk keberanian untuk menutup narasi berlembar-lembar yang sudah menguras emosi ini. 

Kata seorang Pak Haji seorang kawan di dalam perjalanan ini, jika perjuangan butuh kesabaran ekstra, tapi cukuplah aku belajar dan melihat banyak hal dalam perjalanan ini. 

Ternyata banyak ketidaksepakatan dan ketidaksesuaian. Terfatal adalah soal memegang prinsip "persahabatan", katanya "persahabatan sejati" itu adalah ketika kita butuh dan dunia menjauh, dia ada untuk kita. 

Ini yang sejauh ini belum terbukti, dan kesabaran memang mesti berujung, meski itu berakhir dengan sebuah kekalahan yang menyesakkan. 

Setengah hari ini, dadaku bergemuruh, tangisku beberapa kali jatuh. Di saat aku lelah yang bisa aku lakukan adalah tertidur, biar saat aku bangun, lelahku bisa sedikit terbasuh. Ya, aku harus bisa kembalikan membersihkan kabut-kabut yang menyelimuti hati dan pikiranku terkait peristiwa dan narasi dalam 6 bulan terakhir. 

Ya, aku kalah telak, tapi laki-laki memang harus bersiap menghadapi apapun, termasuk gemuruh yang telah membentangkan kesadarannya berkali-kali. 

Ya, aku memang belum pernah bertarung dengan level energi dan fokus sedalam ini, wajar jika awalnya aku berharap menang, tapi aku memang tidak memaksa takdir untuk menyesuaikan dengan mauku, keinginanku. Dan sabar harus memiliki titik bahkan tanda seru. 

Kata Marcel Siahaan di Vlog Daniel Mananta, "If you want gain of something, you have to dare to let go of something."

And this is it, the end of the road...

We have nothing in common (anymore), we have to dare to let go in the crossroad...

So, good bye and good luck!

Selepas dari sini, aku belum tahu mau kemana dan bagaimana? Aku punya satu istri dan empat anak yang harus dihidupi. 

Bukan hanya soal kebutuhan finansial, tapi soal pelajaran keteguhan hati menjalani prinsip dengan apapun segala resikonya...

Ya, inilah. Tiba saatnya, meski masih ada rasa sesak di dada, tapi hidup adalah keberanian untuk memilih yang paling sesuai, sisanya aku kembalikan padaNya, apa sajalah yang terbaik menurutNya di sisa hidup buat kami.

Buatku, buat Yonna wanita yang amat sangat aku puja dan sayangi, serta anak-anak kami. Semoga Allah SWT meridhoi setiap derap langkah kami dalam kemuliaan yang hakiki dan berkah selalu buat kami di sepanjang jalan.

Aamiiin...

Bogor, 7 April 2021

18:55 WIB


Komentar

Postingan populer dari blog ini

CHAPTER 345: BADAI TRAUMATIS DI BULAN MARET - APRIL 2024

CHAPTER 349: CUKUP, SAYA BERHENTI!

CHAPTER 48: BANGSAT!