CHAPTER 113: GAK KUAT JADI AYAH, JADI ABANG SAJA



Entah kenapa saya nyaris gak sependapat dengan kiat2 berbau motivasi soal menjadi orang tua yang baik. 

Tapi kalaupun rules-nya demikian, yawda deh, saya ngalah saja turun kasta jadi abangnya anak-anak di rumah, ketimbang mengejar target menjadi ayah layaknya kiat2 yang dipercaya banyak orang itu. 

Masak mesti jadi orang lain demi menjadi ayah yang baik...

Sabtu sore, 9 Januari 2021, saya berselisih paham dengan Keanu, pemuda cilik jelang 8 tahun yang kami tinggal serumah di bawah atap yang sama. 

Pasalnya si Keanu bertanya, tapi saya lagi enggan meresponnya, saya malah menjawab dengan kata, "saranghaeyo."

Keanu memang rada marah kalau diajak ngemeng Korea, langsung dia sundulkan kepalanya ke muka dan berakibatlah jontor dikit mulutku bagian atas. 

Saya sempat marah sesaat, tapi memilih tidak melanjutkan. Saya hanya bilang, mestinya gak perlu pake kekerasan fisiklah, cuman saya ingat juga dia lahir dari pertautan dua darah bar-bar dari emak bapaknya. Jadi sudahlah...

Kami pun perang dingin, Keanu memilih tidak tidur dengan ayahnya seperti biasa. Dia memilih tidur sama kakak Okanya. 

Subuh keesokan harinya, kami masih saling berdiam diri, meski Sholat bareng. 

Nampaknya Keanu memang masih kesal, saya pun demikian. 

Tapi entah kenapa ini bukan soal salah benar, enggak mesti seperti itu. Saya berpikir ini soal adaptasi dan penyesuaian, sederhananya pelajaran menjalani hidup. 

Ya, dalam kehidupan nyata, kita tidak bisa selalu bersikeras dengan pandangan salah benar, karena sudut pandang tiap orang berbeda yang melatarbelakangi keputusan masing-masing. 

Sore harinya, Keanu mendekat ke ayahnya lagi, kami pun saling maaf-maafan, tapi satu hal yang saya percaya atau katakanlah sebagai harapan, kita masing-masing saling belajar beradaptasi soal memahami karakter satu sama lain. 

Dan kelak konflik-konflik seperti ini menurutku bisa mengajarkan untuk mengasah kepekaaan, dan juga kemampuan beradaptasi. 

Malam harinya kita pun sudah tidur bareng lagi, kupandangi wajahnya, "Ini anak memang keren, andai dia konsisten dengan level kegantengan dan rupa keren, serta karakter asyik seperti ini, sangat mungkin rasanya dia akan mudah disukai oleh banyak orang, termasuk oleh lawan-lawan jenis yang berparas rupawan. Hal yang tidak dialami oleh ayahnya dulu di masa muda yang (teramat) sering kali berakhir dengan mengenaskan."

Hmm, sudah adzan Dzuhur, menghadap dululah... 😅☕ 

Bogor, 11 Januari 2021

12:09 WIB

Komentar

Postingan populer dari blog ini

CHAPTER 345: BADAI TRAUMATIS DI BULAN MARET - APRIL 2024

CHAPTER 349: CUKUP, SAYA BERHENTI!

CHAPTER 48: BANGSAT!