CHAPTER 111: BERSENANG-SENANGLAH DALAM BERBAGAI KONDISI (CATATAN ANAK BANDEL ABADI)



Sore ini, alhamdulillah, dapat kabar baik seluruh biaya beasiswa anak, dan plus uang ujian pra semester dan semesterannya lunas semua, untuk semester ini. 

Kubilang sama bini, bisa bertahan sampai sejauh ini saja sudah mukjizat banget, makanya jangan pernah kehilangan kegembiraan dan kegilaan dalam berbagai kesempatan. 

Masih terbayang pertengahan tahun lalu, tiba2 ada tawaran beasiswa untuk anak2, sekonyong2 datang sebagai rezeki tidak terduga. 

Saat itu yang ditanggung hanya sebatas SPP, buat pernak-pernik lain di sekolah, saya dan bini asih perlu berjibaku untuk menutupinya. 

Siapa nyana, kemudian program beasiswa itu dihentikan akhir tahun lalu, namun Tuhan kembali menunjukkan kasihnya yang berlebih pada anak bandel abadi sepertiku. 

Tidak tanggung-tanggung, kali ini seperti kubilang tadi beasiswanya full satu semester. Artinya dalam enam bulan ke depan, aku tidak perlu lagi berpikir tentang biaya sekolah anak2 sampai kenaikan kelas. 

Sudah berulang kali kubilang ke diriku sendiri, dan kusampaikan cerita jatuh ke publik, sebagai motivasi buat diriku sendiri dan orang2 yang tengah jatuh lainnya. Jangan pernah menyerah dalam hidup, jangan pernah.

Saat kau jatuh, perbanyaklah justru ibadahmu. Entahlah, mungkin sudah 3 bulan terakhir, setiap selepas Subuh pasti saya ngaji barang selembar dua lembar, tambah Tahajjud sebelumnya, dan kini kucoba kembali konsisten di Dhuha. 

Bukan untuk mengejar pahala sekali lagi kutegaskan, bukan untuk mengejar surga, tapi lebih kepada untuk menenangkan hati bahkan kalaupun hal terburuk terjadi seketika. 

I just wanna say, I am not afraid at all...

Kalau kata Padi, "Coba kuatkan hati (selalu)."

Buat anak bandel abadi sepertiku, bisa dapat tambahan kesempatan hidup setiap saat itu sudah anugerah banget. 

Apalagi yang bisa dibanggakan, selain rasa syukur pada Tuhan atas segala kesempatan dan mukjizatNya padaku sejauh ini. Tidak ada alasan untuk tidak bersyukur selalu. 

Sambil cuci piring sore tadi, kudendangkan lagi salah satu lirik pelipur hati, "Serahkanlah hidup dan matimu

Serahkanlah pada Allah semata

Serahkanlah duka gembiramu

Agar damai senantiasa hatimu."

Terima kasih Tuhan, terima kasih juga senior preferensiku.

Sekali lagi aku kembali teguh pada pandanganku sejak dulu, kebaikan dan ketulusan antar manusia itu melebihi batas arogansi kita dalam memframing religi.

Di atas bumi manusia ini, Tuhan Maha Kuasa jauh sangat di atas arogansi pemikiran dan kesimpulan kita. 

Sekali lagi, mau lagi atas, di posisi standar, atau saat jatuh terpuruk sekalipun, mohon, jangan pernah kehilangan rasa gembiramu, jangan pernah merasa Tuhan mengabaikanmu.

Terima kasih, Tuhan. Terima kasih, senior preferensiku. God bless 😊🙏🙏

Bogor, 8 Januari 2021

18:51 WIB

Komentar

Postingan populer dari blog ini

CHAPTER 345: BADAI TRAUMATIS DI BULAN MARET - APRIL 2024

CHAPTER 349: CUKUP, SAYA BERHENTI!

CHAPTER 48: BANGSAT!