CHAPTER 107: HILANGNYA SATU FRASA INTI & SEBUAH PENGKHIANATAN



Beberapa waktu lalu sempat lihat asumsi Ernest Prakasa dan Yunarto Wijaya soal dimana letak kesalahan Gisel.

Saya tiba-tiba ingat soal seorang sosiolog bernama Emile Durkheim yang setahu saya banyak bicara soal moral dan moralitas. Barusan coba browsing lagi soal pandangannya di Google dan ketemu hal ini, "moral mengajarkan untuk tidak bertindak sesuai dengan keinginan-keinginan yang hanya bersifat sesaat, yang mengakibatkan tingkah laku hanya setaraf dengan kecenderungan-kecenderungan alamiah belaka."

Ya, menurutku melakukan hubungan begituan untuk divideokan adalah tetap sebuah perilaku yang menyimpang secara psikologis. Begituan mah mestinya jadi hal yang sifatnya privat, cukup kedua pelaksananya saja yang tahu dan paham. 

Ngapain divideokan yang membuat potensi bocornya lebih besar di kemudian hari. 

Kedua, melakukan hubungan begituan dengan orang lain dalam status pernikahan, itu jelas sebuah bentuk pengkhianatan terbesar. Rasanya tidak perlu dijelaskan lebih detail lagi mestinya sudah pada paham kenapa bisa demikian soal pengkhianatan terbesar. 

Anda sudah mengecewakan komitmen diri sendiri di hadapan Tuhan, pasangan hidup, anak, keluarga besar, dan lingkungan terdekat. Sederhananya itu bukan hal yang sama sekali baik dan bagus untuk dicontoh. 

Menjadi tokoh teladan memang sulit, sebenarnya parematernya adalah komitmen pada diri sendiri untuk patuh.

Fatalnya kalau Anda memilih menjadi influencer, apalagi yang menjadi influencer di bidang keyakinan, ternyata hanya piawai di retorika tapi lemah di aksi contoh. 

Misal si tonggos yang duluan cere dari bininya, lalu yang kemarin talak tiga bininya, dan terbaru pula sudah nikah lagi padahal keputusan cerenya dari pengadilan belum keluar. 

Ya, pada akhirnya moralitas itu jadi barang mahal dan langka. Sekolah tinggi2 sampe punya gelar profesor pun terbukti tidak bisa jadi contoh baik yang nyata selain kemampuan yang ahli dalam bidang retorika dan agitasi.

Jadi kalau ada yang masih nanya dimana salahnya, yang anggap saja memang ada satu frasa inti yang memang sudah hilang di masyarakat dan kemampuan menilai, sehingga bentuk pengkhianatan terbesar yang kasat mata pun tidak terlihat.

Sebagai penutup, dulu zaman kecil ada rokok namanya "KANSAS", saya dan kawan2 sepermainan memanjangkannya dengan arti "Kami anak nakal suatu saat akan sadar."

Eh bener kejadian, ada temen dan orang dekat yang dulu kelihatannya baek, terpelajar, berwibawa, eh, milih mabuk dengan bubuk putih, sedotan, aluminium foil, dan apinya baru sekarang. Dulu waktu muda kemana aje, Bang, kan ane sudah ajakin dulu...

Sekarang mah mestinya lari atau sepedaan santai baeklah...

Bogor, 4 Januari 2021

06:05 WIB

Komentar

Postingan populer dari blog ini

CHAPTER 345: BADAI TRAUMATIS DI BULAN MARET - APRIL 2024

CHAPTER 349: CUKUP, SAYA BERHENTI!

CHAPTER 48: BANGSAT!