CHAPTER 333: GOWES KE HAMBALANG SETELAH LEBARAN DAN PERASAAN KALAH TELAK PERTAMA KALI

 

Bogor - Sabtu pagi 6 Juli 2019, Derry Journey gowes ke Bukit Hambalang bersama seorang kawan, pak Hafidz, yang size badannya rajin ke gym.

Ini adalah perjalanan pertama setelah perayaan Lebaran Idul Fitri 1440 H lalu ke kawasan perbukitan. Ya, sepedaan ke bukit seperti ke Hambalang sedianya selalu dirindukan oleh kalangan pegowes seperti Derry Journey.

Untuk naik ke sana memang butuh fisik dan keteguhan hati yang cukup kuat, selain kondisi sepeda juga yang sehat buat diajak nanjak di jalur yang cukup terjal.

Pagi itu, si Little Wolverine (nama sepeda Derry Journey) untuk pertama kalinya kalah telak dari seorang rekan pegowes. Rupanya Minelli 27.5" punya Pak Hafidz sudah dioprek sproket pakai 9-speed dan hubnya. "Habislah sekitar sejutaan kemarin untuk belanja alat dan biaya pemasangan," katanya.

Hasilnya si Minelli biru punya Hafidz ngacir terus baik di jalan lurus maupun saat nanjak di kawasan perbukitan Hambalang. "Dulu waktu sebelum ganti kalau naik ke Hambalang pasti ada istirahatnya, sekarang bisa terus naik genjot gak berhenti sampai Pos 1," katanya.

Hmm, rasanya niatan Derry Journey untuk ganti sepeda frame 27.5" juga semestinya harus diwujudkan neeh ke depan, mudah-mudahan ada rezeki tambahan buat beli dan bangun sepeda dalam waktu dekat.

Kembali ke proses sepedaan di Bukit Hambalang, dengan rute menanjak di kisaran 3 km sampai puncak pos 1, Derry Journey jadi ingat ucapan beberapa teman, "Kalau lari dan sepedaan itu langsung atau ada prosesnya?"

Jawabannya masih sama, baik lari maupun sepedaan seperti ini bisa saja langsung dimulai. Bagian terpenting adalah bisa menciptakan ritme dan jangan nafsu, supaya gak cepat habis napas. Baik berlari maupun bersepeda adalah salah satu momen yang paling tepat untuk berbicara dan mengukur kemampuan diri.

Semisal selepas tanjakan terjal setelah pintu gerbang utama di Badan Nasional Penanggulangan Terorisma dan gerbang terakhir Masjid BNPT di kawasan Citereup - Bogor itu sudah menguras tenaga dalam jumlah cukup banyak, sementara tanjakan terjal masih ada lagi menanti di depan.

Nah, saat ketemu momen seperti ini, gowes bukan lagi soal kekuatan tenaga yang utama, tapi lebih jauh lagi kiat untuk menyelesaikan tanjakan hingga habis. Kalau Derry Journey pasti pasang posisi gear depan dan belakang di kondisi teringan, biar beban ke kaki buat genjot pedal bisa dalam kondisi seringan mungkin. Sejauh ini kiat tersebut berhasil.

Pun demikian selepas Pintu Gerbang Selamat Datang Desa Hambalang pasti akan ketemu tanjakan dan kali ini berkelok pula. Caranya masih sama, kalau napas dan kondisi fisik sudah cukup habis, posisi saja gir depan dan belakang di posisi teringan, yang penting sampai.

Bila benar-benar sudah terasa habis, jangan paksakan terus naik. Istirahatlah sambil luruskan kaki supaya tidak keram urat-urat. Begitu pula Derry Journey pagi itu. Niat awalnya bisa sampai ke titik nol KM di kantor desa Hambalang, tapi baru pos 1 rasanya sudah habis.

Alhasil sekitar 1 km sebelum sampai titik nol KM pun perjalanan pagi itu disudahi. Ngobrol-ngobrol sebentar sama pak Hafidz sambil menyantap indomie rebus pakai telor, plus ngopi, adalah sejaman di situ.

"Lanjut lagi yuk, nanti keburu kaki dingin lagi buat gowes pulang," kata pak Hafidz.

Sekitar pukul 09:16 WIB, keduanya pun balik turun meninggalkan kawasan hijau Bukit Hambalang dan kondisi udaranya yang masih segar. Kembali pulang ke rumah. Terpenting niat olahraga sepedaan naik ke Bukit Hambalang pagi itu tercapai sudah, sebelum kembali melanjutkan kebiasaan naik sepeda ke tanjakan lagi ke depannya.

Hmm, apakah nanti dengan sepeda yang baru? Lihat saja nanti, biar waktu dan rezeki di depan yang menjawabnya...

Komentar

Postingan populer dari blog ini

CHAPTER 345: BADAI TRAUMATIS DI BULAN MARET - APRIL 2024

CHAPTER 349: CUKUP, SAYA BERHENTI!

CHAPTER 48: BANGSAT!