CHAPTER 160: BELAJAR SOAL PERNIKAHAN DARI FILM "ALI & RATU RATU QUEENS"



Buat Anda yang punya hobi baru nonton film di saluran digital, sebaiknya memang jangan melewatkan film Indonesia berdurasi 100 menit yang tayang di Netflix mulai 17 Juni 2021. 

Buat daku, film ini mengingatkan kembali pada hal-hal yang penting dipahami dalam konteks pernikahan. 

Kubilang pada Bu Yon, seperti kata kakek Farid, "Pernikahan itu tidak akan pernah jadi satu hati, tapi dua hati dan dua pikiran yang berkompromi."

Hasan (diperankan Ibnu Jamil) pada akhirnya harus mengalah pada Mia (Marissa Anita) istrinya yang ingin meraih mimpinya menjadi penyanyi di New York. 

Mimpinya kandas ternyata sebagai pelayan di kedai di salah pojok di Queens, sebuah kawasan pinggiran di New York.  

Ternyata kandasnya mimpi Mia tidak membuatnya serta merta surut dan kembali ke Hasan dan anak semata wayangnya Ali (saat remaja diperankan Iqbaal Ramadhan) yang ia tinggalkan di usia 5 tahun. 

Di akhir-akhir, Ali melukiskan sikap keras kepala mamanya (Mia), karena New York memang dilukiskan sebagai kota "satu arah" alias dilukiskan tidak ada jalan untuk kembali. 

-

Bu Yon saat aku ceritakan sinopsisnya, dia bertanya, "Apa yang membuat orang masih bersikeras mengejar mimpi pribadi setelah menikah?"

Kubilang, mungkin jawaban paling mudah adalah sikap sederhana mungkin bisa jadi solusi yang lebih baik dan bijak untuk menekan ego dan sikap keras kepala mengejar mimpi yang sifatnya individualistis. 

Bu Yon nampak belum puas dengan jawabanku. 

Maka kubilang lagi, "Mungkin karena setelah menikah, ada pihak yang belum siap dengan tahapan barunya. Masih terjebak dengan sikap di tahap sebelumnya saat masih belum menikah."

Meski ini hanyalah kisah di film, namun tentu sangat mungkin terjadi di dunia nyata. Posisi Ali adalah korban dari ketidaksiapan mamanya untuk berkompromi dengan sebuah ikatan pernikahan.

Ya, saat kita menikah dengan seseorang, mimpi mestinya lebih berkompromi, karena ada pihak lain yang berada di dalam lingkar pemikiran dan sikap keseharian kehidupan pribadinya. 

Ya, jangan sampai ikatan pernikahan ada salah satu pihak yang dirugikan dan di pihak lain yang diuntungkan. Itu bisa jadi pangkal atau asal mula ketidakbahagiaan, berujung pada potensi pertikaian dan perpisahan. 

Untuk ini, aku bersyukur bisa dipertemukan dengan Bu Yon. Tanggal 21 Juli 2021, perjalanan kami bersama sebagai pasangan nikah masuk di usia ke-14. Sejauh ini alhamdulillah, kami masih selalu bisa berkompromi, saling memotivasi dan mendukung untuk mengejar mimpi masing-masing. 

Kami selalu berusaha berkomunikasi dan berusaha menemukan solusi jika ada kendala atau potensi ada yang ingin ngegas sendiri.

Ya, mudah-mudahan kami bisa selalu bisa saling mengingatkan, jika di kapal kami ada banyak orang di situ selain kami. Ya, ada empat anak kami juga, lima sebenarnya karena ada Arai yang meski harus "pulang duluan". 

Ya, terima kasih buat film "Ali & Ratu Ratu Queens" yang sudah mengirim pesan keren soal pernikahan dua anak manusia. 

Itu saja dulu. 


Komentar

Postingan populer dari blog ini

CHAPTER 345: BADAI TRAUMATIS DI BULAN MARET - APRIL 2024

CHAPTER 349: CUKUP, SAYA BERHENTI!

CHAPTER 48: BANGSAT!