CHAPTER 154: TRAGEDI RAMBUT BOTAK HINGGA ANAK-ANAK PISAH KAMAR



Jelang tutup Mei 2021 lalu setidaknya ada dua catatan di rumah, yaitu tragedi potong rambutku dan anak-anak yang akhirnya tidur pisah kamar. 

Ya, kutulis ini di hari lahirnya Pancasila di 1 Juni 2021, hmm, harinya di hari Selasa. Tepatnya sore hari di waktu Indonesia Barat. 

-

Jadi ceritanya alar cukur rambut elektrik yang dibeliin bini di marketplace waktu Ramadan lalu akhirnya kupakai juga. Lumayanlah, padahal harganya cuma seratus ribu rupiah. Katanya sih diskon dari harga normal di harga empat ratusan ribu, tapi menurutku itu akal-akalan penjualnya saja. Kulihat harganya rerata yang kisaran segitu, mungkin mahalan dikit maksimal di angka lima puluh ribu. 

Nah, singkat cerita di kemasannya ada empat sisir cukuran dengan berbagia ukuran, yaitu 12cm, 9cm, 6cm, dan 3cm. Tapi kalau gak mau pakai sisir cukurnya, cukup pakai pencukur elektriknya juga bisa, sampai setelah ukuran terpendek 0,8 cm. 

Kupakailah yang 6cm, tapi oalah malah jadinya semplak, kalau di bahasa Makassar bisa disebut tokka'. Ya, terpaksalah kupapas semua di 0,8cm dan jadilah aku botak. 

Kini sih sudah seminggu dan rambutku mulai tumbuh lagi, dan pelajaran yang kudapat yaitu untuk potong stylish tetap harus pakai gunting konvensional seperti setahun terakhir. Ya, sejak pagebluk ini datang, aku memang jadi tukung cukur dadakan di rumah. Buat diriku sendiri, abang Rasy, dan Keanu juga. Oh, Keanu sudah jadi abang Keanu juga sekarang, karena yang paling cilik di rumah sekarang baby Wyatt. 

-

Kabar lain yah keputusan Bu Yon yang akhirnya memfungsikan kamar di bawah buat kakak Oka, abang Rasy, dan abang Keanu. 

"Kalian tidur di bawah sekarang, sudah gak cukup kalau kita tidur berenam di kamar," demikian titah Bu Yon.

Daku pun pasti nurut-nurut saja kalau bini tercinta yang ngomong. Alhasil kubersihkan sebersih-bersihnya kamar bawah. Kulap ranjang kayu jati pemberian ibuku dengan lap kanebo basah, kubersihkah jaring laba-laba di bagian bawah ranjang, kusapu sebersih-bersihnya sampah dan kotoran yang ada di bawahnya, kulap juga bagian dinding keramik yang bertemu dengan setiap sudut lantai, dan akhirnya kupel sebersih-bersihnya dua kali. 

Alhamdulillah, lumayan bersih dan cukuplah buat sementara tempat tidur anak-anak. Ya, sayangnya kamar bawah belum ada AC cuma ada kipas angin ruang tengah yang dipindahkan, sementara kamar atas yang ada ACnya belum bisa ditempati sementara karena bocor. Mudah-mudahan ada segera rezeki buat perbaiki. 

Ada kerinduan juga pasti, khususnya sama abang Keanu yang biasa tidur sekasur sama daku. Sementara kakak Oka dan abang Rasy biasanya tidur bertiga. 

Ya, ini seperti gambaran kecil fase berikutnya, kelak ada waktunya mereka akan berjalan di jalur dan lajurnya sendiri, meninggalkan daku dan Bu Yon. Kadang, kalau tengah malam aku dimintai bantuan buat susu buat Wyatt, kumampir ke kamar bawah yang tertutup pintunya setelah sekian lama. 

Ada rasa sedih dan kehilangan juga pasti aku rasa, tapi pelan-pelan rasa itu akan terbiasa lagi. Semalam, setelah nyaris sepekan di bawah, kakak Oka mampir ke kamar atas, "Akhirnya ngerasain AC lagi setelah sekian lama."

Ada perasaan haru juga pasti di dadaku. "Doakan saja, kakak Oka, semoga ayah bisa dapat rezeki lagi buat renovasi kamar atas, jadi kalian bertiga bisa tidur di situ," kata Bu Yon. 

-

Bogor Coret, 1 Mei 2021

16:36 WIB

Komentar

Postingan populer dari blog ini

CHAPTER 345: BADAI TRAUMATIS DI BULAN MARET - APRIL 2024

CHAPTER 349: CUKUP, SAYA BERHENTI!

CHAPTER 48: BANGSAT!