CHAPTER 158: SAHABAT & CHAPTER PERPISAHAN



Minggu siang 13 Juni 2021, dua sahabat bini semasa SMKN 1 di Ciamis dan kini menetap di Cibitung main ke rumah. Mereka berniat bini dan baby Wyatt. 

Sekitar dua jam berkunjung, kedua sahabat bini itu pun pulang. Di akhir pertemuan, salah satunya berkata, "Kapan yah kira-kira kita akan ketemu dan ngumpul-ngumpul lagi, Yon?"

Bini menjawab, "Mungkin nanti kalau sudah nenek-nenek sambil makan bubur."

Saat cerita ini diceritakan padaku, ada rasa haru kenangan yang berdesir, teringat perpisahan dengan sahabat atau orang dekat itu tentu tidak mengenakkan. Ada perasaan yang tiba-tiba kosong dan hampa. 

Aku bilang sama bini, nantilah kalau keadaan sudah membaik, kita berkunjung ke rumah mereka di Cibitung. Seketika wajah bini pun berseri lagi. 

Ya, aku sendiri sudah lama tidak sahabatan lagi, rasanya masanya sudah lewat. Saatnya menjalani jalan sunyi dengan sedikit rasa, jadi tidak perlu ada peluang rasa kehilangan yang besar. 

Hmm, mungkin keliru juga, sahabatku mungkin kini yah Bu Yon dan anak-anak kami. 

Kisah itu mengingatku juga pada kejadian semalam. Seorang sahabat lama tetiba men-chatku via DM di IG. Ia sempat bercerita tentang putranya yang sekarang sudah SMA kelas 2 di SMADA MKS dan adiknya kelas 2 SMP di SMP 3 Makassar. Dua2nya sekolah favorit di sana. 

Cerita sahabat lama itu mengingatkanku pada obrolan dengan kawan-kawan seperumahan siang harinya, yang intinya kalau di sekitar kawasan pemukiman kami saat ini lokasi SMA favorit itu jauh, di Bojong Gede, padahal kami lebih dekat ke Cibinong. 

"Di sini mah negeri antah berantah, sekolah negeri favorit bisa dibilang jauh bahkan tidak ada peluang, karena dengan sistem yang baru sulit masuk ke sekolah yang jauh dari rumah kita sekarang. Mau swasta juga terbatas yang bagus kalau dekat jaraknya, dan mahal pula," kata seorang kawan di kawasan perumahan. 

Aku sendiri hanya lebih mendengarkan pada tiga hal di atas, bereaksi perlu energi, sementara sudah dua hari terakhir energi kayaknya lagi minim untuk bereaksi. Semisal ada dua ide di kepala untuk ngisi blog otomotifku, tapi energi lagi lemah kapasitasnya jadilah urung. 

Ya, menulis perlu energi biar ada greget jiwanya, kalau nulis ini lebih karen termotivasi dari seorang perempuan 30 tahun asal Ohio yang tidak patah semangat dan tetap riang meski didera kanker dalam 3 tahun terakhir.

Mungkin hanya perlu diam dulu sejenak, menunggu energi terkumpul lagi baru bergerak. Kalau kata Eros di "Rani", "Padamkan sekejap warna-warni duniamu saat kau mulai kehilangan arah, Nyalakan sekejap warna-warni duniamu saat berjalanmu kembali tegap."

Keren memang Eros...

-

Bogor Coret, 13 Juni 2021

Komentar

Postingan populer dari blog ini

CHAPTER 345: BADAI TRAUMATIS DI BULAN MARET - APRIL 2024

CHAPTER 349: CUKUP, SAYA BERHENTI!

CHAPTER 48: BANGSAT!