CHAPTER 53: HARI YANG TIDAK KUNJUNG USAI

Hari ini 12 Agustus 2020 sudah aku mulai sejak pukul 5 pagi; ambil duit di ATM, isikan bensin si Bendera, dan ngambil pesanan 4 ekor ayam kampung di langganan bini.

Setengah 6 pagi, aku sudah berada di depan losnya sang bapak itu, dan baru 20 menit kemudian dia nyampe.

Pukul 06:10 WIB, aku tinggalkan losnya buat bergegas mengantarkan keempat ekor ayam kampung itu diolah oleh Bu Yon.

Sudah minggu ke-5, aku support Bu Yon sebisa yang aku bisa, dan alhamdulillah nyaris tanpa jeda.

Pukul setengah sembilan malam tadi, Bu Yon laporan, 1 dari 4 ekor ayam pesanan besok dagingnya keras.

"Apa aku cari tips buat empukin di YouTube, yah?" kata bini semata wayang.

"Jangan, coba kontak kenalanmu siapa tauk ada yang punya stok ayam kampung," kataku.

Beberapa saat dia sibuk dengan HPnya, dan ngabarin ada di Perdep tinggal satu bisa ambil di rumahnya.

Maka berangkatlah aku mengendarai si bendera. Anaknya laki-laki umur 10 tahunan yang menyambutku dari balik pagar, "Ini, ayamnya, bang."

Dia pikir mungkin aku tukang ojek pengambil ayam kampung pesanan, dan memang benar adanya.

Hari ini memang tidak kunjung usai, aku pun selepas Magrib mulai menyelesaikan satu tahapan baru dari kerjaan yang hasilnya lumayan cukup membantu di tengah badai pandemi ini.

Besok, rencana setelah ngantar pesanan ke Tangerang, saya bergegas ketemu dengan seorang kawan lama untuk membicarakan lebih lanjut opportunity yang bisa kita garap bareng.

Pada akhirnya saya tidak tahu bagaimana kelanjutannya, saya hanya tahu saya harus terus bergerak, biar Tuhan yang menentukan hasilnya.

Saatnya matikan laptop, terus main bola di PS anak2, mumpung yang punya sudah pada mau tidur hehehehe...

Hari tidak kunjung usai? Hmm, bisa jadi, saya mesti tetap menemani bini semata wayangku tercinta, jika ada bantuan yang bisa saya berikan saat ini.

Ya, Dapur Bu Yon alhamdulillah terus bergerak dan sejauh ini hasilnya alhamdulillah baik.

Terima kasih, Tuhan.

#TetapBergerak