CHAPTER 49: SECANGKIR KOPI PENGHORMATAN UNTUK OM KIKI



Senin malam 3 Agustus 2020, seorang kawan baik "pulang" duluan. Selamat jalan, Bro Kiki Fajar, terima kasih atas segala sharing pengalaman atas nilai kebaikan, sikap yang hangat, dan keramahanmu selama berada di bumi manusia.

Klasik memang, tapi saya berdoa dan berharap, semoga Sang Pemilik Kehidupan Semesta Kesempurnaan berkenan memberimu tempat terbaik di Surga sana, Amin. 

-

Suatu ketika di pertengahan tahun 2000an, entah kapan tepatnya mungkin di tahun 2003, sebuah panggilan telepon masuk ke telepon genggamku. Dari dirimu, mungkin saja telah kau telah melupakan pembicaraan kala itu, tapi buatku itu masih membekas, hingga kini. 

"Der, gw butuh bantuan neeh, elu kan jago, gw lagi tes neeh di majalah (gw lupa majalah apa waktu itu, kalau tidak salah AutoCar Indonesia atau MobilMotor)," kira-kira itu awal pembicaraan yang dirimu sampaikan padaku. 

Buatku itu sebuah apresiasi yang besar, karena sebenarnya saya hanyalah penulis kelas secangkir kopi. 

Tanggal 16 Mei 2019, setelah sekian lama, dirimu pun memberikan apresiasi yang masih cukup kuat terngiang di benakku hingga kini. Saat itu bunyi pesan WA dirimu bilang, "Dah langka ya tulisan rapih gitu ☺ ." atas sebuah artikelku di jbkderry.com yang berjudul "PASAR KENDARAAN NIAGA DI INDONESIA DIPREDIKSI TUMBUH 5 - 10 PERSEN DI TAHUN 2019".

Kawan baik sepertimu seolah memberiku harapan, jika karyaku punya gigi yang cukup tajam. Senantiasa kuhargai sebagai apresiasi dari seorang kawan baik. 

Di tengah sakitmu pun, dirimu selalu ramah, kawan. Entah terbuat dari apa hatimu dalam bertutur yang senantiasa hangat dan bersahabat. 

Di tanggal 3 Juli 2020, sebulan persis sebelum kepergiaanmu yang abadi dari bumi manusia, dirimu masih saja sempat order di usaha biniku Dapur Bu Yon, untuk memesan 20 bungkus nasi bakar buat diberikan kepada orang-orang yang lebih membutuhkan. 

Aku tahu duniamu mestinya lebih sulit dan pelik ketimbang aku. Dirimu setidaknya menghadapi tantangan disrupsi, tantangan pandemi, dan tekanan sakitmu yang besar, tapi lagi-lagi dirimu mengajarkan aku satu sikap mulia di hari itu, jika kita tidak boleh lelah untuk berbagi dalam kondisi apapun itu. 

Kuberikan kala itu titipan dirimu pada tukang nanas lapakan dan tukang ojek di jalan Langgar. Para tukang ojek yang menerima itu mendoakanmu, "Semoga Pak Haji selalu dilimpahi berkah oleh Allah SWT." 

Sampai kini, sampai tulisan ini dibuat, seingatku tidak ada pesan WAmu yang aku hapus dari HPku yang sudah empat tahun tidak ganti ini, kuingin masih melihatnya sesekali, khususnya jika aku butuh sinar lentera yang lebih terang untuk melihat hidup. 

Beberapa hari sebelum dirimu "pulang" dalam keabadian, kita masih sempat berkirim pesan dan aku tertawa, karena dirimu mengirimkan dua pesan stiker (mungkin karena dirimu sudah teramat lelah menulis kala itu). 

Dirimu kirimkan stiker Gaban dan Wong Fei-Hung versi Jet Lee, dan aku hanya menyambut jika aku sukanya justru Rosamund Kwan, kekasih Wong Fei-Hung di Kung Fu Master yang sangat legendaris di masanya. 

Ki, terima kasih yah atas perkawanan yang kurasa sangat tulus selama belasan tahun. Semoga di satu masa nanti di kehidupan yang sana, kita bisa lebih akrab berinteraksi sebagai sesama kawan baik. Habisnya di bumi manusia dulu, dirimu terlalu terkenal di antara kerumunan para jurnalis otomotif hebat, yang kerap membuatku yang kelas secangkir kopi ini sungkan dan minder mendekat. 

Tapi insya Allah, aku akan selalu mengingat kebaikanmu, karena meski dalam gelap atau temaram cahaya yang menyinari diriku setiap bertemu, dirimu masih senantiasa ramah dan berkenan menyapa, "Sini, bro, mendekatlah kita ngopi dan ngobrol bareng."

Terima kasih, kawan baik, sahabat baik, panutan yang baik, dan teladan dalam hal kebaikan atas nama kemanusiaan yang setara sebagai sesama mahluk Tuhan. 

Terima kasih, Om Kiki Fajar.

Bogor, 06 Agustus 2020
03:58 WIB  

Komentar

Postingan populer dari blog ini

CHAPTER 345: BADAI TRAUMATIS DI BULAN MARET - APRIL 2024

CHAPTER 349: CUKUP, SAYA BERHENTI!

CHAPTER 48: BANGSAT!