CHAPTER 60: UPAYA MENDUKUNG KEMANDIRIAN DI DAPUR BU YON



Aku harus membuat catatan khusus mengenai tanggal satu ini, 22 Juni 2020, sebagai hari kelahiran Dapur Bu Yon, sebuah lokomotif kecil yang menjadi roda penggerak utama di gerha mungil kami yang berada di antara wilayah Depok dan Kabupaten Bogor. 

Ketika roda usahaku sendiri tengah karam karena hantaman badai disrupsi dan juga badai pagebluk, peluang terdepan di depan mata adalah mendorong Dapur Bu Yon. 

Mulailah langkah awal membuat materi desain logo, desain menu, hingga desain spanduk yang kupesan di Shopee dan tiba di rumah pada Rabu malam 24 Juni lalu segera dipasang di depan pagar. 

Langkah selanjutnya adalah memulai pemasaran, dengan melakukan kontak penawaran ke sejumlah daftar nama yang ada di list pertemanan di sosial media Facebook dan Instagram, serta daftar kontak yang ada di list nomor WhatsApp. 

Alhamdulillah, selang sebentar kemudian pesanan-pesanan mulai berdatangan, hingga awal September 2020, Dapur Bu Yon bisa disebut menjadi lokomotif kecil yang menghidupkan aura dan juga aroma kehidupan di rumah.

Teringat di awal perjalanan, seorang kawan di kawasan perumahan nampak agak meragukan inisiatifku untuk banting setir usaha itu, "Yakin elu, Der?"

Tidak kujawab pertanyaannya, karena bakalan panjang dan makan waktu untuk menjelaskan, tapi yang pasti aku sudah lama berhenti berhenti berlari menghindari tantangan kehidupan. Saatnya memilih sebuah medan pertarung di suatu waktu, menutup pintu lama dan membuka pintu baru, dengan semangat petarung yang tidak kunjung luruh sebagai berkah. 

Menaikkan level Dukungan

Upaya menaikkan dukungan untuk membesarkan Dapur Bu Yon pun terus aku lakukan. Dan aku tidak sendiri, kakak Oka dan Keanu pun semakin piawai memberikan dukungan sebagai "helper".

Aku karena gak bisa masak, tetap berusaha support Bu Yon semaksimal mungkin. 

Rabu malam, 2 September 2020 misalnya, sebaskom kecil wortel tuntas aku parut buat buat bahan Risol Rogout. Ada 40an pesanan yang harus diantar pada Kamis sore.

Di Kamis pagi selepas Subuh, 3 September 2020, giliran sebaskom kecil dada ayam ditugaskan Bu Yon untuk disuwir-suwir buat kebutuhan isian nasi bakar. 

Setelah tuntas, sempat jeda sejenak di pukul 06:01 WIB untuk olahraga dulu; lari pagi sambil menyapa beberapa turunan dan tanjakan, hingga 36 menit kemudian di pukul 06:37 WIB tiba di rumah lagi. 

Sambil berlari pagi, beberapa helai daun pandan dari dua tanaman liar di pinggir jalan sukses aku petik. Ini adalah bahan baku untuk membuat Puding Lumut. Ya, inilah enaknya tinggal di daerah pinggiran, kalau namanya Pohon Pisang, Daun Panda, Pohon Jambu Air, bahkan Pohon Rambutan cukup banyak yang tumbuh tak bertuan di tanah publik (atau mungkin juga tanah negara atau PJKA, gak tauk juga). 

Setelah tiba kembali di rumah, tugas lain sudah menanti yaitu potongin lidi dan tajemin buat tusakan nasi bakar. Selesai itu langsung mandi, lalu dimintain tolong Bu Yon minta dibelikan satu dus air mineral Aqua di salah satu agen yang ada dekat rumah kami. Lalu beli beras 25 kg dan setengah kilo dada ayam lagi karena ternyata kurang. 

Siangnya, setelah Dzuhur, untuk pertama kalinya tugas baru aku jalankan, yaitu membakar 46 paket nasi bakar di pembakaran, jadi bisa sangat meringankan tugas Bu Yon untuk packing dan cukup bungkus saja nasi bakarnya. 

Anak-anak pun jadi helper yang membuat "Team Work" di rumah berjalan baik. Kakak Oka jadi helper buat ke warung dan toko sayur di depan perumahan jika ada bahan yang kurang, sementara Keanu bantu rapihin dus dan masukkan panganan yang sudah jadi ke dus. Hanya abang Rasy yang paling minim support-nya. 

Selepas Ashar, selesaikan packing semua pesanan di dus bareng Keanu, tugas penutup telah menanti yaitu mencuci piring dan kawan-kawannnya yang lumayan numpuk di dapur. Ini adalah warna khas yang kami hadapi jika pesanan nasi dus atau snack box hadir dalam jumlah pesanan cukup besar. Pernah menembus rekor 65 boks pesanan di satu satu waktu. 

Buatku, pekerjaan di Dapur Bu Yon terkesan remeh dan kecil, tapi setidaknya hatiku cukup senang, karena bisa tetap membantu mengerjakan banyak hal dalam upaya supporting Dapur Bu Yon. Sorenya pun jam 5 masih sempat ngadu layanan bareng Keanu dan abang Rasy di tanah merah Bulak Jagal, hasilnya seri layangan musuh juga ikutan putus. 

Hal - hal kecil yang sudah aku lakukan itu juga menjadi pertanda jika diriku dan keluarga masih tetap gerak dan bersyukur. 

Yauwislah, siap-siap dulu lagi buat support Bu Yon buat pesanan Sabtu besok, ada seorang Sultan yang pesan yang bahasa Inggris-nya kayak pipa PDAM yang lagi bocor 🙆‍♂️

Tapi tenang, saya sudah wanti-wanti ke Sultannya, "Jangan pake Bahasa Inggris yak, masak mesti buka Kamus.Net kalau mo ngomong.", dan alhamdulillah beliau setubuh, eh, setuju. 

Eh, buat yang tertarik pesan kembali atau baru mau pesan menu di Dapur Bu Yon, bisa cek menu dan sekalian ajukan pesanan via IG Dapur Bu Yon.

Terima kasih 🙏 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

CHAPTER 345: BADAI TRAUMATIS DI BULAN MARET - APRIL 2024

CHAPTER 349: CUKUP, SAYA BERHENTI!

CHAPTER 48: BANGSAT!