CHAPTER 171: PELAKOR & KEKHAWATIRAN BU YON



Jumat 11 Februari 2022, Bu Yon mengunjungi rumah seorang kawannya yang suaminya baru saja jadi layangan putus, alias direbut seorang pelakor. 

Menurut Bu Yon, suami dari kawannya itu memang punya posisi atau kedudukan lumayan tinggi di kantornya, sebuah perusahaan provider saluran seluler. Bu Yon juga bilang pendapatan suaminya per bulan bisa di atas Rp 25 juta hingga Rp 30 juta. 

Angka itu sendiri baru dugaan atau asumsi, namun yang pasti besar karena mereka sekeluarga suka liburan ke luar negeri. 

Tapi hal itu kini sekadar menjadi kenangan. Sang mantan suami sudah punya kehidupan baru dengan pelakornya. 

Sejak dialektika soal pelakor mengemuka di jagat maya beberapa waktu terakhir, dan meroketnya webseries Layangan Putus, soal pelakor memang banyak menjadi kekhawatiran para istri pertama. Dalam hal ini, Bu Yon juga. 

"Janganlah kalau bisa kejadian ke aku, anakku banyak, empat dan masih kecil-kecil lagi," kata Bu Yon kemarin. 

Aku hanya menyeringai kecil untuk meresponnya, dan hal ini pun akhirnya kami bahas berdua saat malam sebelum tidur.

Kubilang padanya, pelakor umumnya tentu menjadi jalan pintas menuju ruang kenyamanan. Syarat ini tentu gugur di aku dengan beberapa alasan. 

Pertama kubilang, aku ini manusia kayu kelas secangkir kopi yang sebentar lagi usianya setengah abad. Kapasitas ekonomiku pun biasa saja. Ini tentu bukan pesona yang menarik untuk para pelakor yang umumnya digambarkan di ruang publik. 

Kedua, waktu remaja hingga jelang usia dewasa sebelum menikah, aku sangat suka menonton film-film bertema komedi romantis produksi Hollywood yang menggambarkan indahnya kesetiaan pada seorang pasangan hidup saja. Menurutku, saat setelah menikah, inilah saat yang tepat untuk merealisasikan referensi saat remaja itu dan berbahagia selamanya bersama Bu Yon. 

Ketiga, mendapatkan Bu Yon dan kemudian menikahinya membuatku pertama kali merasa menemukan rumah untuk pulang. Hal yang belum pernah kurasakan di sepanjang hidup sebelumnya. 

Ya, di rumah memang tidak semua persoalan menjadi selesai. Rumah hisa saja bocor gentengnya, kehadiran tikus-tikus pengacau di dapur, dilanda krisis finansial di sesekali waktu, dan beberapa persoalan umum layaknya di rumah-rumah lainnya. 

Tapi apapun itu, rumah adalah tempat sebaik-baiknya untuk kembali, menenangkan jiwa, dan tempat kebahagiaan seyogyanya ditaruh bahkan ditumpahkan. 

Itulah rumah, menurutku...

Bogor Coret, 12 Februari 2022

15:18 WIB

Komentar

Postingan populer dari blog ini

CHAPTER 345: BADAI TRAUMATIS DI BULAN MARET - APRIL 2024

CHAPTER 349: CUKUP, SAYA BERHENTI!

CHAPTER 48: BANGSAT!