CHAPTER 174: SELAMAT JALAN, HILMAN HARIWIJAYA (TERIMA KASIH SANGAT, MAS!)



Rabu 9 Maret 2022, sebuah kabar teramat sedih datang. Hilman Hariwijaya meninggal dunia, ikon yang sangat mempengaruhi pertumbuhan cara pandang dan perkembangan sikapku di masa kanak-kanak dan remaja fase awal. 

Masih kuat tergiang, narasi pertumbuhanku yang sarat alur kesedihan dan masalah. Rasanya, kesenangan adalah hal yang langka. 

Apa jadinya, jika nasib tidak mempertemukanku dengan karya-karya Lupus dari mendiang Hilman Hariwijaya. 

Setiap narasi perjalanan Lupus ibarat orkestra pembebasan yang berhasil melepaskanku dari kungkungan kesedihan dan kegelapan. 

Dari Lupus, aku belajar situasi biasa bukan berarti jalan kesenangan tidak ada di sana. Keterbatasan dan latar gelap kehidupan, serta langit yang senantiasa mendung, lantas potensi kreativitas dan keliaran menjadi sebatas imajinasi yang dirindukan. 

Hilman melalui karya Lupus-nya membantah mentah-mentah hal itu. 

Keterbatasan, kegelapan, mendung, kabut, kesederhanaan bukanlah rintangan untuk kehadiran dan keliaran yang menyenangkan hati. 

Lupus bukanlah sosok dari keluarga kaya rasa apalagi sultan kayak istilah anak jaman now, ia datang dari keluarga dengan latar belakang ekonomi kebanyakan. Tidak juga jago berantem, biasa-biasa saja di sekolah dan tidak masuk kategori ganteng populer di sekolah (meski rambutnya dibanggakan a la John Taylor yang merupakan basis kelompok musik Duran Duran). 

Tapi ia jago nulis, dan hidupnya selalu ceria. 

Jelang akhir masa hidupnya, terpajang foto Hilman bersama beberapa action figure Spider-Man, tokoh superhero yang juga paling aku idolakan. 

Selamat jalan, mas Hilman. 

Semoga Tuhan berkenan memberikanmu tempat terbaik di sisiNya, Amin. 

#Sedih 

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

CHAPTER 345: BADAI TRAUMATIS DI BULAN MARET - APRIL 2024

CHAPTER 349: CUKUP, SAYA BERHENTI!

CHAPTER 48: BANGSAT!