CHAPTER 170: BEN & JODY SERTA KENANGAN LITERASI DARI TAMALANREA



Berkesempatan akhirnya menonton Ben & Jody di Senin 31 Januari 2022, mengingatkanku pada salah satu literasi terakhir sebelum meninggalkan Tamalanrea 21 tahun silam. 

Ya, soal mafia tanah dan perampasan hak atas tanah warga di negeri ini. 

Plot film itu sendiri tidak disebutkan dimana, tapi sepertinya ada di Pulau Jawa mengingat Tubir yang berdialek Sunda dan anak buahnya ada yang berdialek Jawa. 

Sesaat sebelum aku meninggalkan Tamalanrea kala itu, meski sesungguhnya aku bukanlah tipikal orang yang belajar banyak, tapi masih kuat teringat tentang literasi perampasan tanah warga khususnya di pulau Jawa ada tiga biangnya, yaitu pemerintah, pengusaha, dan satu lagi pemuka religi. 

Ya, pihak ketiga itu bisa disebut yang paling eksklusif dan bisa disebut paling sulit tersentuh hukum dan rasa keadilan. Seyogyanya menjadi tokoh penganyom, justru merekalah menjadi salah satu biang persoalan perampasan hak tanah warga. 

Lantas mau mengadu kemana juga? Tidak ada pendekatan yang bisa mensabotase dan menghentikan ulah mereka, dengan alih-alih seolah menjadi perpanjangan tangan tuhan dan kesucian di muka bumi. 

Ya, tidak ada privilege buat kaum biasa saja dari manusia lainnya. Panggung tepuk tangan dan karpet merah hanyalah bagi mereka yang glamour dan berprestasi. Itu sudah hukum yang berketetapan umum di kalangan manusia. 

Ya, perjuangan orang biasa adalah perjuangan di jalan yang sunyi. Hanya Tuhan dalam hati dan pikiran yang menemani, itu pun bagi yang masih mau dan berkenan percaya. 

Aku salah satunya, insya Allah. Mestinya, aku sudah mati berkali-kali di waktu lalu, tapi cahayaNya yang tetap memberiku kesempatan terjaga dan melanjutkan perjalanan hidup. 

Namaku Derry, seorang biasa. Anakku empat, biniku satu, dan aku tidak punya rencana pasti. Tapi seperti penggalan dialog akhir di Ben & Jody dari lirik "Sahabat Sejati"nya SO7...

"Tidak usah kau pikirkan akhir perjalanan ini..."

Ya, tidak memiliki rencana matang dan jangka panjang jadi semacam takdir dan nasib umum para orang biasa. Meski demikian, itu bukanlah arus surut untuk melanjutkan perjalanan dan perjuangan. 

P.S: Sekadar catatan pengingat saat luruh dan gentar datang, mohon tidak lupakan hal ini. 


Komentar

Postingan populer dari blog ini

CHAPTER 345: BADAI TRAUMATIS DI BULAN MARET - APRIL 2024

CHAPTER 349: CUKUP, SAYA BERHENTI!

CHAPTER 48: BANGSAT!