CHAPTER 168: PERGULATAN MENJADI ORANG TUA



Jadi orang tua yang baik dan ideal memang tidak ada sekolahnya, atau kalau pun ada kemungkinan biayanya teramat mahal. 

Kemarin, abang Rasy melakukan kenakalan yang sama, dan membuat saya cukup gusar, lalu menghukumnya tidak boleh nonton kartun seminggu.

Setelah rasanya emosi kami berdua reda, saya coba diskusikan hal itu pada abang Rasy lagi, ternyata gak ketemu solusinya dengan ngobrol. 

Rasanya pengen marah lagi, tapi urung, ini anak kan anakku, bukan musuhku. Maka, kupeluk saja abang Rasy. Di antara ketidaksesuaian sikap dan cara pandang, ternyata saluran komunikasi tetap menemui jalur buntu.

Setelah sejam berdiam diri, aku coba analisa gw, dan bertanya pada abang Rasy, "Kira-kira ayah salahnya dimana kalau marah ke abang Rasy?"

Pertanyaanku ini ternyata juga bisa meredakan emosinya abang Rasy juga. Kami pun akur lagi. 

Minggu depan, aku pun janji ngajak abang Rasy, bareng kakak Oka dan abang Keanu main ke salah satu curug di Bogor sambil liat-liat kawanan monyet liar yang ada di sana.

Ya, liburan sederhana saja, semoga dinginnya alam Bogor, di bawah kaki gunung halimun bisa meredakan gemuruh di kepala dan di dada kami, melenyapkan endapan-endapan emosi yang ada. 

Biar indah riang gembira lagi derap langkah kami bersama di waktu ke depan. Semoga Semesta mendukung. 

Bogor coret, 5 Januari 2022

Pagi hari sembari ditemani song list di Spotify.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

CHAPTER 345: BADAI TRAUMATIS DI BULAN MARET - APRIL 2024

CHAPTER 349: CUKUP, SAYA BERHENTI!

CHAPTER 48: BANGSAT!