CHAPTER 131: BAGAIMANA JIKA TUHAN BERSIKAP DI LUAR ASUMSI PARA MANUSIA YANG MENGAKU AHLI RELIGI?



Minggu pagi 28 Maret 2021, saya dapat kabar dari seorang kawan di Makassar, jika ada bom bunuh diri yang meledak di Gereja Katedral. Dari informasi di jagat maya, pelakunya adalah sepasang laki-laki dan perempuan bercadar. 

Saya tidak punya kapasitas untuk menyikapi hal itu, mengingat fenomena bereligi secara genit dan ngetren lagi marak di masyarakat negeri ini. Setahuku di Makassar, ada beberapa kawan baik yang ikutan tren tersebut. 

Saya? Hmm, saya masih berusaha menduga-duga, bagaimana kalau ternyata Tuhan tidak seperti framing yang dinarasikan para manusia yang mengaku ahli religi. Bagaimana kalau suatu saat Tuhan lagi pengen nongkrong di neraka melihat mahluk-mahluk ciptaanNya yang lagi menjalani siksaan karena deretan kesalahannya di bumi?!

Bagaimana kalau Tuhan ternyata tetap punya hati dan kasih pada para mahluk ciptaanNya yang tengah menjalani hukuman, ketimbang berada di surga yang membosankan dengan orang-orang yang penuh tawa canda dan kebahagiaan. 

Ya, bukankah alur perjalanan hidup adalah seyogyanya berawal dari sesuatu yang buruk menuju yang baik, dan bukan sebaliknya. 

Apakah Tuhan hanya ingin berkumpul dengan mahluk-mahlukNya yang senantiasa bersih putih dan benar. Bukankah, kesalahan adalah hal yang manusiawi, sebuah sifat yang Tuhan titipkan pada setiap mahluk ciptaanNya?

Lalu, bagaimana jika ternyata banyak manusia yang merasa mengetahui agama dan cara kinerja Tuhan, ternyata disentakkan dengan fenomena jika ternyata Tuhan juga bisa bicara kotor. 

Manusia-manusia yang merasa religius itu mungkin akan bergegas protes, "Eh, kok Tuhan bicara kotor?"

Terus apa reaksi mereka, jika ternyata Tuhan menjawab sekenanya, "Kenapa enggak, Gw kan Tuhan, kok elu yang ngatur2 hidup Gw?!"

Ya, jika Tuhan adalah segala kemungkinan yang bisa terjadi, maka Tuhan bisa berupa, bersikap, dan berada dimana saja...

Ya, siapa yang tahu, jika Tuhan ingin lebih memberi perhatian pada mahluk-mahlukNya yang tengah menjalani hukuman di neraka, agar mereka jangan bersedih dan tetap kuat jalani siksaan, eh, namun bagaimana jika ternyata ini adalah bukan siksaan, tapi adalah ujian. 

Bukankah katanya Tuhan tidak akan menguji mahlukNya di luar kesanggupan setiap mahluk ciptaanNya?!

Ah, sudahlah...

Bogor, 29 Maret 2021

13:03 WIB


 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

CHAPTER 345: BADAI TRAUMATIS DI BULAN MARET - APRIL 2024

CHAPTER 349: CUKUP, SAYA BERHENTI!

CHAPTER 48: BANGSAT!