CHAPTER 164: BERTAHAN DI TENGAH BADAI



Beberapa waktu lalu, seorang kawan baik yang menolong memberi pekerjaan buat menambah kebutuhan biaya hidup yang semakin tinggi di negeri ini, bercerita jika ia tengah didera banyak persoalan di tempat kerjanya. 

Ia hanya minta aku mendoakan, agar ia bisa melalui badai tersebut. Maka, sengaja aku tulis ini semoga Anda juga berkenan mendoakan hal baik untuk kawan baik saya itu. 

Cerita dari kawanku itu, mengingatkanku pada badai 14 bulan sejak pertengahan tahun 2020 hingga pertengahan 2021. Saat ini, seiring kehadiran Wyatt, aku dan keluarga kecil tercintaku dapat dikatakan mulai melalui momen badai terberat itu. 

Meski, aku sendiri belum tahu berapa lama kami dapat menjauh dari momen badai terberat itu. Semoga tidak terjadi lagi sekarang dan ke depan, Amin Amiiiin Aamiiiin. 

Memoriku masih mengingat, alur badai kehidupan setahun lalu itu sangat tidak mudah dilalui. Di pertengahan Agustus atau awal September 2020 lalu, aku sempat berpikir sudah tamat dan meminta Tuhan mengakhiri saja takdir hidupku di bumi ini. 

Tapi, nasib berkata lain. Seolah ada suara kala itu di telinga untuk memintaku bertahan. Tak lama kemudian, Bu Yon mengabari jika beliau mengandung lagi. Wow, tambah anak di tengah badai hebat. Luar biasa berkah Tuhan untukku. 

Sesaat ya, aku menganggapnya cobaan, namun sebentar kemudian justru aku berpikir inilah saatnya aku bisa lebih kuat untuk bertahan.

Satu-satunya caraku untuk terus kuat adalah ujung sajadahku, dan hal yang selalu kuucapkan padaNya adalah berterima kasih dan semoga aku diberi kekuatan yang cukup untuk melalui alur badai yang ada. Itu saja. Rasanya, dengan perbuatanku yang sudah-sudah, kedua hal itu sudah tergolong luar biasa untuk diucapkan padaNya.

-

Setelah badai mulai reda saat ini, aku memiliki sebuah pandangan yang kurasa bisa agak melegakan hati dan pikiran. Aku menganggap setiap momen saat ini adalah bonus kehidupan yang harus bisa dimanfaatkan dan dijalani seriang sesenang mungkin. Sekiranya, momen yang tidak diharapkan nanti datang, khususnya kematianku, aku harap tidak ada lagi rasa gundah dan cemas di hati.

Ya, sederhananya, hidup seperti sudah mencoba membunuhku berkali-kali, dan sejauh ini masih gagal. 

-

Setelah melalui banyak momen bonus, dan kini hidup bersama seorang bini dan empat orang anak yang luar biasa, aku merasa dan berpikir saat ini untuk menjalani hidup sebaik mungkin untuk kebahagiaan mereka. 

Buatku, bahagianya mereka, khususnya Bu Yon adalah hal yang sudah sangat menyenangkanku. 

Aku sungguh berharap di momen selanjutnya, badai seberat itu tidak datang lagi berkunjung. Semoga kami bisa baik-baik saja, tetap sehat dan bergembira hati dalam waktu lama, sebelum aku benar-benar pergi dari bumi ini. 

Itu saja dulu. 

-

Sekadar catatan kecil, supaya nalar dan kepekaan tidak buru-buru lungsur. Ya, menulis menurutku masih menjadi satu perihal untuk menjaga dan mengasah ketajaman hati, pikiran, dan pandangan.

Bagaimana menurut kalian?

-

Bogor coret, 9 Agustus 2021

05:51 WIB

Komentar

Postingan populer dari blog ini

CHAPTER 345: BADAI TRAUMATIS DI BULAN MARET - APRIL 2024

CHAPTER 349: CUKUP, SAYA BERHENTI!

CHAPTER 48: BANGSAT!