CHAPTER 344: NELANGSA, BERSYUKUR, JALANI, HADAPI!

Terkadang, bahkan kerap kali kita tidak bisa memilih takdir yang tengah dijalani, dan yang akan kemudian dihadapi. 

Senin 25 Maret 2024, tetiba aku terkena serangan ambeien grade 4. Pertama kali dalam hidup. Terpaksa, terbaring berobat mandiri selama sepekan. Ya, mau berobat yang sepatutnya terkendala persoalan biaya. 

Ya, mungkin salahku juga yang terlalu keras menggunakan diri sendiri demi menyambung hidup. 

Dalam keadaan sakit, aku pun melakukan kecerobohan berulang dengan berkomunikasi dengan ibuku. Alih-alih dapat menjadi tempat terakhir sebagai manusia untukku sekadar bercerita di saat jatuh, ibuku malah menyakiti hatiku. Meninggalkanku di saat aku tengah mengerang dalam kesakitan dan ketidakpastian. 

Ada perasaan nelangsa waktu ibu meninggalkan rumah subuh itu. Aku jadi teringat petuah yang berkata, akan sakit kalau kita percaya dan bersandar pada manusia. 

Kukuaatkan diri dalam sakitku. Kuserahkan hidup dan sehatku padaMu ya Allah, semoga Engkau berkenan mengangkat sakitku. 

-

Senin 1 April 2024, saat berangsura-angsur bengkak ambeienku mulai mengempis, sebuah kabar besar kembali datang. Bu Yon dua garis biru. Ya, Allah, aku rasa Engkau pun tahu aku tengah dalam kondisi kesehatan ekonomi yang memprihatinkan. Untuk kakak-kakaknya saja, aku sudah super belepotan. 

Maka kuputuskan mendukung keputusan biniku tercinta untuk memulangkan bakal anak kami lebih dini. Bukan karena tidak cinta, justru menurutku karena cinta. Di bumi ini, seperti sempat kusinggung di atas, alur hidup yang tengah kita hadapi dan akan hadapi acapkali laksana momen ujian tiba-tiba dari Sang Pemilik Hidup. 

Di bumi yang tengah orang tuamu jalani, nak, banyak hal-hal berat bahkan terasa super berat. Dari pengalaman itu pula, atas nama cinta dan sayang, kami dengan berat hati memilih untuk tidak menghadirkanmu di bumi ini. Kami merasa tidak sanggup memberikanmu jaminan hidup yang baik dan manusiawi. Ya, rezeki selalu atas kehendak Allah SWT, namun kami orang tuamu tidak sanggup membiarkanmu menghadapi hidup yang super berat dan penuh ujian ini. 

Lagipula Bundamu dan ayahmu ini semakin menua. Mudah-mudahan di alam kehidupan yang lebih baik, kita dapat bertemu melepas rindu yang abadi. 

Pada Tuhan, kutitipkan pesan sebagai doa yang seringkali kukakatan pada Bundamu, "Semoga rasa cinta dan rasa sayang ayah yang sangat besar cukup untuk mengetuk Pintu Kebaikan dari Allah SWT, untuk membahagiakan kalian, sebelum ayah menyelesaikan cerita hidup di bumi ini, Amin!"

Komentar

Postingan populer dari blog ini

CHAPTER 273: KISAH PERCINTAAN PETER PARKER PALING KEREN ADA DI SINI

CHAPTER 272: BAHAS AKTOR NOMOR 7 TERKAYA DI DUNIA TAHUN 2019 ADAM SANDLER